Sabtu, 04 September 2010
Romance In The White House (Episode 8)
Hati Yang Lan sangat sakit melihat Yang Xin kelihatan begitu terluka, ia semakin merasa bersalah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dirumahnya, Yin Tong mendengar dari A Fei kalau Yang Xin telah melihat lukisannya, dan tahu kalau gadis itu bakal berubah sikap.
Penderitaan Yang Xin makin lengkap ketika ia dimarahi sang ayah gara-gara berita di koran yang menyebut gadis itu berpacaran dengan salah seorang peserta. Beruntung, hubungannya dengan Yang Lan bisa diperbaiki, bahkan ucapan sang kakak yang mengatakan ingin menikmati hidup seperti orang lain lewat diri sang adik membuatnya sangat terharu.
Sadar kalau Yang Lan begitu mencintai Yin Tong, Yang Xin memutuskan untuk menjaga jarak dengan pria itu namun ketika bertemu, menegaskan kalau dirinya bakal konsekuen dengan janjinya. Lega karena gadis itu sudah bersikap biasa, Yin Tong berusaha mengorek apa penyakit Yang Lan sebenarnya namun tidak berhasil.
Saat presentasi, Hu Kai kelabakan ketika dewan panelis menanyakan alasannya menggunakan bunga melati dalam desain Jejak Ruang dan Waktu, jawabannya yang sangat tidak memuaskan membuat nilai pria itu otomatis berkurang.
Hal berbeda terjadi pada Yin Tong, yang mampu menjelaskan dengan rinci desain Paru-paru Kota hingga sampai ke detilnya seperti kenapa ia menggunakan kebun pir dan muara di maketnya. Sadar kalau karirnya terancam, Hu Kai berusaha mempengaruhi Shi Rong dan saat tidak berhasil, langsung menelepon Pony untuk membujuk pemilik Kai Hua.
Persahabatan Yang Xin dan Yin Tong akhirnya kembali seperti semula, meski gadis itu masih belum bisa melupakan kebodohannya jatuh cinta dengan pria yang disukai kakaknya. Kembali ditanya soal penyakit Yang Lan, Yang Xin terdiam ketika Yin Tong menyebut leukemia.
Ketika berjalan di taman, Yang Lan bertemu dengan Yin Tong yang sedang keasyikan menggambar. Ia kaget begitu mendengar pria itu berencana membuat sebuah rumah putih supaya Yang Lan bisa melihat bunga selalu mekar seperti impiannya. Tidak hanya itu, ia juga meminta Yang Lan tinggal bersamanya.
Lebih lanjut, Ying Tong mengaku kalau dirinya-lah yang sebenarnya egois karena tidak mampu menemani Yang Lan bila kelak gadis itu meninggal. Ucapan tersebut kontan membuat air mata Yang Lan berderai, apalagi setelah Ying Tong mengatakan bahwa menjauh dari cinta bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar