Jumat, 03 September 2010

Jejoongwon (Episode 29)

Do Yang melakukan operasi pada Lee Yong Ik dengan cepat. Hwang Jung hanya berdiri melihat.

"Do Yang-sama adalah Dokter Bedah terbaik di Jepang." kata Naoko. "Bahkan gurunya, Professor Kimura sangat cemburu pada kemampuannya."

"Ya." kata Hwang Jung setuju. "Kemampuannya sangat hebat."

Watanabe datang untuk melihat mereka.

Do Yang mengetahui bahwa penyakit Yong Ik mencapai Great Saphenous Vein (GSV). Do Yang memutuskan untuk melakukan operasi dengan cepat.

Do Yang memotong GSV, namun mendadak Yong Ik mulai sadar.

"Kita harus menjahit operasinya dan melanjutkan operasinya nanti." kata Naoko.

"Bius dia lagi." perintah Do Yang.

"Membiusnya lagi mungkin akan membuatnya tidak bisa bangun!" seru Hwang Jung.

"Kita tidak punya pilihan lain. Bius dia!" perintah Do Yang, berteriak pada Naoko.

"Y.. ya." ujar Naoko.

Do Yang mengulurkan tangan untuk melanjutkan operasi, tapi Hwang Jung menahan tangannya. "Kita harus mencari cara lain." katanya, mengingat pelajaran yang pernah diperolehnya di kelas. "Jika kau memindahkan GSV, maka sama artinya dengan kau memindahkan semuanya. Karena kau sudah memotong dimana-mana, yang harus kau lakukan hanyalah mengeluarkan semuanya."

"Tapi bagaimana?" tanya Do Yang.

"Lanjutkan perundingan kalian." kata Wanatabe. "Aku akan menunggu di luar."

Watanabe membuka jasnya. Tiba-tiba Hwang Jung berteriak, "Tunggu!" dan menarik Watanabe. "Tolong buka jasmu lagi!"

Watanabe membuka lagi jasnya.

"Lihat!" kata Hwang Jung pada Do Yang.

"Lihat apa?" tanya Do Yang.

"Bayangkan bahwa lengan jas ini adalah pembuluh darah." kata Hwang Jung. "Jadi kau.. jadi kau memasukkan sesuatu dalam pembuluh darah... kawat besi! Kita bisa menggunakan kawat besi! Kita bisa menstabilkan GSV dengan menggunakan kawat besi!"

"Aku akan mencari kawat besi." kata Naoko.

Hwang Jung dan Do Yang memasukkan kawat besi ke dalam GSV, kemudian menarik keseluruhannya keluar. Hwang Jung berhasil.

Do Yang menarik napas lega.

Setelah operasi selesai, Hwang Jung pergi bersama Seok Ran, yang datang menjemputnya.

Do Yang dan Watanabe diwawancara oleh reporter. Watanabe menceritakan bahwa pihak Jejoongwon melakukan kesalahan diagnosa. Do Yang kelihatan tidak senang mendengar Watanabe berkata begitu.

"Ah, jadi Dr. Hwang dari Jejoongwon melakukan diagnosa salah!" kata seorang reporter. "Jadi pasien tidak punya pilihan lain selain datang kemari."

"Ya." jawab Watanabe. "Bisa dibilang begitu.

Do Yang kembali ke ruang operasi dengan wajah murung. Ia meraih scalpel dan memerangnya erat. Do Yang menangis. Ia merasa, bagaimanapun caranya belajar, ia selalu dikalahkan oleh Hwang Jung.

Raja memerintahkan Hwang Jung agar tidak mengirim pasien ke Hansung apapun kondisinya.

Setelah selesai memeriksa dan memberi obat pada Raja, seorang pejabat meminta Hwang Jung dan Seok Ran datang ke rumahnya. Di rumah pejabat itu, ia telah menyiapkan ramuan-ramuan untuk membuat obat-obatan. Ia meminta Hwang Jung dan Seok Ran mencicipi obat buatannya.

Hwang jung dan Seok Ran membawa sedikit ke Jejoongwon untuk diberikan pada Jang Geun, Gwak, Miryung dan Nang Rang.

Ketika Do Yang dan Je Wook sedang minum bersama di sebuah restoran, mereka mendengar tiga orang Jepang berbincang.

"Kurasa keputusan kita untuk membakan tubuh Ratu adalah hal yang tepat." kata salah satu dari mereka. "Kedengarannya hanya seperti gosip bahwa Ratu sudah meninggal."

"Karena itulah bahkan Dokter Korea mau bekerja di Rumah Sakit Hansung." kata orang Jepang yang lain. "Jika kita tidak membakar tubuhnya, pasti akan ada banyak prajurit yang berpatroli."

Do Yang terkejut mendengarnya.

Do Yang berjalan pulang dalam kondisi agar mabuk. Di tengah jalan, ia bertemu dengan dua orang rakyat jelata.

"Apakah kau... dokter dari RS Hansung?" tanya warga itu. Ia memukul Do Yang hinga Do Yang tersungkur di tanah. Mereka meninjak-injak Do Yang habis-habisan. Pria yang mengawasi Do Yang membantunya.

Watanabe memanggil Do Yang ke ruangannya dan memberikan sebuah suntikan berisi glukosa. Watanabe bicara dengan Do Yang sambil memberi makan ikan kesayangannya.

"Kurasa kau membutuhkan lebih banyak glukosa ketimbang dia." kata Do Yang.

"Lee Yong Ik adalah kanker di Korea." kata Watanabe. "Dia menyerahkan Rajanya sendiri ke Kedutaan Rusia sebagai tawanan."

"Aku sudah mengatakannya padamu bahwa aku tidak akan memaafkan bila ada orang yang mengganggu perawatanku pada pasienku." kata Do Yang tajam.

"Ini adalah perintah Duta Besar." kata Watanabe. "Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Jika Lee Yong Ik mati, aku akan mengatakan pada semua orang bahwa ia mati karena pembuluh yang dikeluarkan oleh Hwang." Watanabe tertawa. "Hwang Jung tidak akan lagi bekerja di bidang kedokteran. Dan kau, Tuan Baek, tidak akan memiliki saingan untuk menjadi dokter terbaik ke Korea."

"Kau benar-benar yakin aku akan melakukannya?" tanya Do Yang.

Watanabe menganggguk. "Apakah kau ingin menghabiskan sisa hidupmu di bawah bayang-bayang Hwang Jung?" tanyanya, memprovokasi. "Ini hanya butuh satu suntikan. Kau bisa membunuh sainganmu dan merebut kembali kekasihmu."

Do Yang mengambil suntikan itu.

Do Yang menemui Seok Ran dan berbincang dengannya di restoran.

"Tuan Hwang sangat mengagumi kemampuan membedahmu saat melakukan operasi pada Tuan Lee Yong Ik." cerita Seok Ran. "Ia sangat terkejut melihat betapa meningkatnya kemampuanmu."

"Dia tidak mengatakan hal yang lain?" tanya Do Yang.

"Tidak." jawab Seok Ran. "Kenapa?"

"Tidak apa-apa." Do Yang tersenyum.

Seok Ran mengatakan bahwa Naoko beruntung bertemu dengan seorang dokter yang sangat berbakat seperti Do Yang. "Kapan kalian akan menikah?"

"Menikah?" tanya Do Yang, tertawa. "Jangan bicara tentang itu. Bukankah kau yang akan menikah terlebih dulu?"

"Aku tidak tahu." jawab Seok Ran. "Sepertinya masih sangat jauh untukku."

Do Yang mengajak Seok Ran bermain piano bersama. Mereka berdua tertawa dan terlihat sangat bahagia.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu." kata Do Yang, ketika ia dan Seok Ran hendak berpisah. "Jika ada sebuah perlombaan lari, ada satu orang yang memimpin dan ada satu orang lagi yang mengikuti. Pengikut ini... seberapa keraspun ia mencoba tidak akan pernah bisa mengejar si pemimpin. Ia benar-benar ingin mengalahkan si pemimpin. Menurutmu, apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus menjatuhkan si pemimpin?"

"Tentu saja tidak." jawab Seok Ran. "Itu namanya curang."

"Curang?"

"Ya. Orang lain mungkin akan berkata bahwa ia memenangkan perlombaan dan ia tahu kenyataannya." kata Seok Ran. Seok Ran mengatakan salah satu peribahasa. "Orang yang memiliki pengetahuan tidak akan bisa mengalahkan orang yang memiliki cinta. Orang yang memiliki cinta tidak akan bisa mengalahkan orang yang memiliki keinginan tinggi. Jika ia memang menyukai lari, ia tidak akan peduli siapa yang ada dibelakang dan siapa yang ada di depan."

Do Yang tersenyum. "Terima kasih."

Watanabe terkejut melihat ikan-ikan kesayangannya mati. Di dalam akuarium, ia melihat suntikan glukosa. Watanabe menangisi ikan-ikannya.

Kim Don datang ke kamar Yong Ik untuk membetulkan lampu. Diam-diam, ia meletakkan bahan peledak di atas lampu tersebut.

Di luar RS, Do Yang berpapasan dengan Kim Don.

Malamnya, Yong Ik meminta pengawalnya menyalakan lampu. Namun lampu itu tidak mau menyala. Tiba-tiba, bahan peledak yang dipasang Kim Dom meledak. Do Yang bergegas berlari untuk membantu Yong Ik menyelamatkan diri.

Dr. Avison melarang Hwang Jung selalu menemui Raja."Aku yang akan memutuskan apakah kau boleh menemui Raja atau tidak."

Seok Ran setuju. Menurutnya, seorang dokter harus mementingkan seluruh pasiennya. Jejoongwon penuh dengan pasien, tapi Hwang Jung terlalu sering menghabiskan waktunya untuk Raja yang hanya terkena masalah pencernaan.

"Bukankah Dr. Allen pernah memintamu melakukan itu?" tanya Seok Ran. "Siapa yang yang akan kau rawat terlebih dahulu? Orang yang penting atau orang biasa?"

Tiba-tiba Nang Rang datang dan mengatakan bahwa Do Yang datang bersama Yong Ik.

Do Yang menceritakan yang terjadi di Hansung. Hwang Jung memeriksa Yong Ik.

Setelah mengantar Yong Ik, Do Yang kembali ke Hansung. Seok Ran sangat mencemaskannya. Menyelamatkan Yong Ik bisa membuat Do Yang berada dalam bahaya.

Di Hansung, para wartawan berdatangan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Watanabe menjelaskan segalanya pada para wartawan. Do Yang hanya diam, memandang Kim Dong tajam.

Watanabe dan Kim Don menyeret Do Yang ke hadapan Duta Jepang.

Duta Jepang memukul Do Yang.

"Aku datang untuk mengundurkan diri dari Rumah Sakit Hansung." kata Do Yang.

"Kau tidak bisa datang dan pergi sesukamu." kata Duta Jepang.

"Aku bekerja disini untuk menolong pasien." kata Do Yang. "Tapi sekarang aku tahu bahwa disini bukan tempat untuk menolong pasien, karena itulah aku ingin pergi."

Duta Jepang mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya ke leher Do Yang. "Apa kau ingin mati?"

"Apa kau memberikan perintah untuk membunuh Ratu dengan cara seperti ini juga?" Do Yang bertanya balik tanpa rasa takut.

"Siapa yang mengatakannya?" tanya Duta Jepang.

"Siapa lagi? Orang-orangmu sendiri." jawab Do Yang.

Duta Jepang menyimpan kembali pedangnya. "Kalau begitu, kau mendengar kenyataan." katanya. "Apa kau ingin tahu dari mana perintah tersebut berasal? Dari siapa kau memperoleh uang untuk pendidikanmu?"

Do Yang diam.

"Ya." kata Duta Jepang. "Dari ayah Naoko. Ia jugalah yang menginginkan kau bekerja di Hansung. Kau tidak bisa pergi dari Hansung."

Yong Ik dibawa ke rumah keluarga Yoo karena disana dianggap lebih aman.

Akhirnya Hwang Jung mengatakan pada Seok Ran bahwa ia memutuskan untuk lebih fokus pada pasien di Jejoongwon.

Keesokkan harinya, Naoko meminta bertemu dengan Seok Ran untuk memberitahu bahwa ia dan Do Yang akan menikah di dua tempat, Korea dan Jepang. Naoko meminta Seok Ran datang ke pernikahan mereka di Korea.

Naoko juga meminta Seok Ran menceritakan mengenai Do Yang di Korea.

"Kami akan sibuk mempersiapkan pernikahan kami." kata Naoko. "Tolong jangan bertemu lagi dengannya bahkan sebagai teman. Kami harus melakukan banyak hal."

"Aku mengerti." kata Seok Ran.

Seung Yeon memanggil Seok Ran untuk memeriksa seorang pasien wanita yang menelan sesuatu. Pasien tersebut sangat shock dan tidak mau bicara apapun. Untuk memastikan, Seok Ran membawa pasien tersebut ke Hansung. Ternyata wanita itu menekan kancing.

"Aku dan suamiku menikah tanpa pernah bertemu sebelumnya." kata wanita itu. "Karena bibirku cacat, dia memukuliku."

Seok Ran meminta agar wanita itu melakukan operasi. "Kami juga bisa memperbaiki bibirmu." buju Seok Ran.

Akhirnya wanita tersebut bersedia dioperasi.

Seok Ran meminta izin pada Do Yang untuk ikut melakukan operasi. Naoko merasa cemburu dan marah.

Begitu mengetahui bahwa Seok ran pergi ke Hansung, Hwang Jung bergegas pergi untuk melihat.

Seok Ran belajar banyak dari Do Yang. Mereka berdua kelihatan sangat akrab. Naoko marah dan keluar dari ruangan.

Saat Seok Ran menjahit sobekan operasi, Do Yang menatap Seok Ran.

Operasi selesai. Do Yang dan Seok Ran berbincang sebentar. Hwang Jung melihat mereka dari jauh.

"Kau tidak perlu melakukan sinar x hanya untuk masalah pencernaan." kata Hwang Jung pada Seok Ran dalam perjalanan pulang.

"Jika tidak melakukan sinar x, kita tidak akan tahu apa yang ia telan." kata Seok Ran marah. "Kenapa aku harus menjelaskan padamu?"

"Kau tidak perlu menjelaskan." kata Hwang Jung murung.

Seok Ran menatap Hwang Jung. "Kau cemburu, bukan?" tanyanya. "Kau menjemputku karena kau cemburu."

Hwang Jung diam sejenak, kemudian tertawa. "Bukan begitu." bantahnya. Ia diam, kemudian berkata, "Aku melihat kalian berdua... berdiri begitu dekat... Kau tersenyum padanya... Itu membuatku sedikit marah."

Seok Ran tertawa, kemudian mencubit Hwang Jung.

Keesokkan harinya, pasien dengan bibir cacat datang ke Jejoongwon untuk dioperasi.

Ketika Hwang Jung dan Seok Ran hendak melakukan operasi, Gwak datang dan mengatakan bahwa Raja ingin bertemu dengan Hwang Jung.

"Mungkin karena ia akan kembali ke istana hari ini." kata Hwang Jung. "Bisakah kita menunda operasi sampai besok?"

Seok Ran menatap dengan pandangan tidak suka. Hwang Jung sudah berubah.

Hwang Jung meminta izin pada Raja agar ia bisa kembali ke Jejoongwon melakukan operasi. Raja mengizinkan.

Seok Ran mengirim pesan pada Do Yang agar Do Yang membantunya melakukan operasi di bibir pasien yang cacat.

Do Yang bergegas datang ke Jejoongwon. Saat itu tiba disana, suami pasien datang dan memaksa si pasien pulang. Do Yang menahan tangan suami pasien. "Ia akan melakukan operasi sekarang." katanya tegas.

Do Yang dan Seok Ran segera melaksanakan operasi.

Hwang Jung kembali ke Jejoongwon dan melihat Do Yang di sana. Ia merasa cemburu pada Do Yang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar