Kamis, 16 September 2010

Menanti Kim So Eun Pulang (Part 6)


Title : Menanti Kim So Eun Pulang
Author : Sweety Qliquers
Genre : Family
Episodes : 7 Part
Part 6 “Kami Menerima Kak Kim So Eun!”
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 15 September 2010, 04.34 PM
Cast :
Kim So Eun
Go Ah Ra
Kim Ja Ok (So Eun’s Auntie)
Ryu Seung Ryong (So Eun’s Father)
Park Hae Mi (Ah Ra’s Mother)
Kang Shin Il (Ah Ra’s Father)
Lee Mi Sook (So Eun’s Mother)
Kim Ji Young (Ka.Rmh Tangga Kel.Kim So Eun)
Baby (So Eun’s Son)
Kim Bum (So Eun’s Husband)


Part 6
Kami Menerima Kak Kim So Eun!


"Aku minta maaf, Go Ah Ra!"

Go Ah Ra membeliak. Dipandanginya betul-betul sepasang mata yang berkaca-kaca di seberang meja. Kalimat yang barusan didengar itu bagai sebuah doa. Gemanya menyentuh sampai ke lubuk hati. Kim So Eun telah terlahir kembali! Dia serasa tak percaya.

"Aku sudah menyakiti hati kalian."

"Ti-tidak. Kak Kim So Eun tidak boleh bilang begitu!"

"Tapi aku memang tidak pantas diampuni. Jadi...."

"Biar bagaimanapun juga Kak Kim So Eun tetap saudaraku."

"Ka-kau baik sekali, Go Ah Ra!"

"Kami merindukan Kak Kim So Eun."


Ibu muda itu menggeleng. Airmatanya menitik. Diusapnya kepala mungil bayinya dengan penuh perhatian tatkala bayi itu terbangun dan menangis keras. Beberapa tamu di McDonald's yang mereka kunjungi itu menoleh karena terkejut, tapi meneruskan acara makan mereka yang terganggu lima detik kemudian.

"Kim Bum...?"

"Ke mana dia, Kak Kim So Eun?"

"Aku tidak tahu. Selama ini aku memang telah dibutakan oleh cinta. Kami sebetulnya masih terlalu dini untuk membentuk rumah tangga. Segalanya masih prematur. Kami masih anak-anak!"

"Selama ini Kak Kim So Eun kemana saja?"

"Seperti juga Papa, orangtua Kim Bum juga menolak kami. Hei, orangtua gila mana yang ikhlas menerima anaknya yang bertitel MBA, Married by Accident?" Kakak tirinya itu tertawa.

"Waktu itu, kami bingung mau ke mana. Kim Bum masih menganggur. Jangankan kerja, SMA-nya saja amburadul. Tapi, untung Kim Bum punya saudara di Busan. Mereka menampung kami untuk sementara sampai Kim Bum mendapat pekerjaan, dan mengontrak rumah kecil di sana."

"Lalu...."


"Setahun belakangan ini sikap Kim Bum mulai berubah. Hampir setiap hari kami bertengkar. Dari masalah sepele sampai masalah keuangan yang menjadi momok menakutkan bagi kami. Tidak ada keharmonisan lagi dalam rumah tangga!"

"Kenapa, Kak Kim So Eun?!"

"Aku tahu dia frustasi karena cita-citanya untuk bersekolah tinggi tidak kesampaian. Tapi, itu juga karena kesalahan dia. Sebetulnya cinta kami dulu tidak didasari dengan ketulusan. Kami tidak pernah memikirkan akibat buruk yang akan terjadi dengan masa depan kami. Terus saja bermain api hingga terbakar. Sekarang apa boleh buat, Go Ah Ra. Nasi sudah jadi bubur. Kami meraih gelar MBA duluan."

"Ka-kasihan Yoon Hyun Seo!"

"Aku bingung, Go Ah Ra. Kim Bum depresi. Dia tidak memperdulikan kami lagi. Ketika Yoon Hyun Seo sakit keras pun, dia malah cuek dan apatis. Sekarang, dia ke mana juga aku tidak tahu."

Bayi itu masih saja terus menangis ketika dilihatnya kakak tirinya itu menghela napas panjang.


"Pulanglah bersama kami lagi, Kak Kim So Eun!"

"Aku malu!"

"Dua tahun kami menunggu kepulangan Kak Kim So Eun."

"Mama pasti membenciku."

"Mama tidak pernah mendendam. Kak Kim So Eun masih ingat tidak, waktu Papa memukul Kak Kim So Eun, Mamalah yang berusaha keras menahannya. Mama sayang padamu, sama seperti Mama menyayangiku."
"
Ta-tapi, aku telah menyakiti hati Mama dengan mempermalukannya di depan umum."

Kim So Eun menundukkan kepalanya.

Suaranya berhenti di tengah tenggorokan. Pelupuk matanya memanas. Dihirupnya Coca-Colanya tanpa selera.

"Tidak, Sayang."

Ada suara lembut yang mengalun di belakangnya. Tampak seorang wanita berdiri anggun mengangguk pelan ke arahnya.

"Ma-Mama?!"

Kim So Eun kontan berdiri dan menyambut tubuh wanita itu. Dijatuhkannya kepalanya di bahu wanita itu dengan airmata berlinang.


"Mama tidak pernah membencimu. Mama sedih kau pergi. Mama harap kau mau tinggal bersama kami lagi."

"Ma-maafkan aku, Ma!"

Go Ah Ra berdiri dengan mata membasah. Inilah impian yang telah lama dinanti-nantikannya. Kini terwujud dan menjadi kenyataan. Kim So Eun menerima mereka seutuhnya sebagai bagian dari hidupnya yang baru.

Di luar sana, di balik dinding kaca resto, dilihatnya Bibi Kim Ji Young berdiri mematung dengan meneteskan airmata haru. Pasti wanita tua itu yang membocorkan rahasia pertemuannya dengan Kim So Eun.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar