Senin, 02 Agustus 2010

Love For Mother Earth

Title : Love For Mother Earth
Author : Sweety Qliquers
Genre : Earth, Romance, Friendship
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 22 July 2010, 04.31 PM
Cast :
Kim Bum
Kim So Eun
Yunho`TVXQ (Kim Bum’s Friend)
Lee Min Ho (Ketua Osis)
Lee Bo Young (So Eun’s Mother)


Love For Mother Earth
Created By Sweety Qliquers
(Samarinda, Kamis <> 220710, 0431PM)


Sudah seminggu ini SMA Shinhwa mengadakan aksi hijau di lingkungan sekolah. Banyak juga yang mendukung, namun yang tampak cuek dan ogah-ogahan juga tidak kalah jumlahnya.


"Apa tidak ada kerjaan lain." Iitulah pendapat yang keluar dari mulut Kim Bum, ia termasuk ke kelompok yang terkesan tidak peduli dengan aksi go green di sekolahnya.

Ketika jam istirahat dimulai, Kim So Eun memilih berkeliling mengingatkan teman-temannya untuk membuang bungkus makanan mereka ke tempat sampah yang sudah disediakan. Ia bahkan menjelaskan untuk membuang sampah ke tong sesuai jenis sampahnya.

Kim Bum sedang asyik mengunyah kripik kentangnya ketika melihat Kim So Eun sibuk wara-wiri mengingatkan orang-orang.

"Sok peduli sekali dia dengan lingkungan!" cibir Kim Bum di hadapan teman-teman segengnya.

"Katanya, dia yang mengusulkan aksi hijau di sekolah kita," sahut Yunho, teman Kim Bum yang juga apatis akan aksi cinta bumi di SMA Shinhwa ini.


"Oh ya?" tanya Kim Bum sambil memandang sosok di seberangnya dengan sinis.

"Kim Bum, Aku dengar dia menjomblo. Aneh ya? Padahal Kim So Eun cantik sekali, kan?" sahut Yunho, yang kedengaran tidak nyambung.

"Maksud kamu apa, Yunho?" tanya Kim Bum kesal. Ia merasa tersindir, karena sudah hampir lulus SMA masih belum juga mendapatkan seseorang yang spesial di hatinya. Seseorang yang tidak cuma cantik fisiknya tapi juga cantik hatinya. Padahal dia sudah dikenal sebagai cowok yang paling banyak fansnya, sayangnya dari fans yang berjibun itu dia belum juga menemukan yang dicarinya. Cewek-cewek yang mengejarnya kebanyakan hanya tertarik dengan harta dan tampilan fisiknya saja. Ia ingin seseorang yang tidak melihat itu semua dari dirinya, ia ingin seseorang yang bisa membuatnya lebih baik.


Kim Bum tidak pernah mengutarakan kriteria cewek idamannya ini ke siapapun, termasuk yunho sahabatnya sejak kelas satu. Somehow, ia merasa sulit mendapatkan cewek dengan kriteria itu dengan reputasinya sekarang—tukang bikin onar, sering skip pelajaran, hobi nongkrong di kantin, dan selalu skeptis terhadap semua kegiatan sekolah. Sehingga ia memutuskan untuk menyimpan impiannya itu rapat-rapat, entah kapan harus dibuka. Mungkin bila sudah menemukan yang tepat.

Tanpa terasa bel masuk berbunyi. Kim Bum dan teman-temannya memutuskan untuk kembali ke kelas.

"Ayo kita ke kelas. Sekarang pelajarannya Pak Ahn Jae Wook. Aku tidak mau kena skorsing lagi," ajak Kim Bum pada Yunho sambil meninggalkan bungkusan bekas kripik kentang dan kaleng Cola-nya di atas meja kantin.

Ketika berbalik, ada yang menepuk bahunya dari belakang. Refleks ia berbalik kembali dan menemukan sosok yang membuat mood-nya tidak enak akhir-akhir ini.



"Kalau sudah selesai makan dan minum, bungkus plastik sama kalengnya tolong dibuang ke tong sampah," ujar Kim So Eun ramah sembari menyodorkan bungkus kripik kentang dan kaleng Cola yang tadi ditinggalkan begitu saja oleh Kim Bum.

Merasa disulut amarahnya, Kim Bum mengambil bungkus plastik dan kaleng di tangan Kim So Eun dengan kasar lalu membuangnya ke tong sampah di dekat kantin.

"Puas?" kata Kim Bum jutek sambil menatap Kim So Eun penuh amarah. Berikutnya ia pergi menyusul teman-teman segengnya yang sudah lebih dulu masuk ke kelas.

Kim So Eun memiringkan kepalanya tidak mengerti. She's wondering, apa yang sudah diperbuatnya sampai membuat Kim Bum sedemikian marah kepadanya. Seingatnya, Kim Bum memang terkenal sebagai tukang pembuat onar meski anehnya teman-teman ceweknya banyak yang ngefans gara-gara tampang Kim Bum yang good looking. Namun, dia dan Kim Bum tidak pernah bermasalah sebelumnya.

Sang mentari perlahan beranjak ke sisi lain bumi, membuat pemandangan menjadi bersemu jingga dan meninggalkan kesan hangat. Usai main tenis bersama ayahnya, Kim Bum yang sedang menikmati segarnya jus jeruk dingin dari kulkas menyambar majalah Bunda yang tergeletak di ruang tengah, majalah yang memuat tentang pola hidup sehat, penyakit populer, info-info kesehatan sampai kondisi bumi saat ini. Entah kenapa Kim Bum tertarik untuk membaca sebuah artikel mengenai Global Warming. Judul artikel itu "Bumi sedang Koma", Kim Bum penasaran mengenai isinya. Menurutnya, mana ada benda mati yang bisa mengalami koma. Jadi ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri apa yang dimaksud penulis dengan mencantumkan judul yang tidak rasional menurutnya itu.

***

Sementara itu, sore-sore begini sudah menjadi hobi Kim So Eun untuk menyirami tanaman-tanaman kesayangannya di belakang rumahnya. Kebetulan ibunya juga hobi merawat tanaman, terutama bunga Anggrek. Sehingga terkadang Kim So Eun pun berkebun berdua bersama ibunya, seperti sore hari ini.

Sambil menyirami pot-pot, Kim So Eun bercerita tentang kejadian di sekolah hari ini. Mengenai temannya yang diperingatkan untuk membuang sampah malah marah-marah dan membuatnya sedikit ketakutan karena tatapan matanya yang tajam.


"Apa kau yakin tidak pernah membuat temenmu itu marah sebelumnya?" tanya Ibu sambil menyemprot air ke koleksi Anggreknya yang digantung-gantung di bawah net khusus green house.

"Aduh, Ibu. Aku selalu berusaha menghindari konflik dari dia. Dia itu terkenal bad boy di sekolah, Ibu kan tahu aku paling benci membuat masalah. Sebisa mungkin aku menghidari masalah," terang Kim So Eun.

"Iya, Ibu mengerti. Tapi usulmu tentang program go green itu, apa semua setuju? Kau yakin tidak ada yang merasa kontra dengan usulmu itu, Kim So Eun? Biasanya, setelah sebuah pendapat muncul, pro dan kontra pasti akan mengikuti berikutnya."

Kim So Eun pun seperti tersadarkan, selama ini ia mengira usulnya untuk mencanangkan program go green di sekolah bakal mulus-mulus saja. Apalagi ia mendapat persetujuan langsung dari Kepala Sekolah, tanpa mengajukan proposal lewat OSIS terlebih dahulu. Ia menganggap, ini kan program untuk kebaikan, bukan program hura-hura yang cuma menghabiskan duit, pasti banyak yang mendukungnya. Ibu seolah baru saja menunjukkan bahwa beberapa pihak, sekecil apapun jumlahnya, pasti ada yang kontra.

"Tapi... Kim Bum paling cuek dengan kegiatan sekolah," gumam Kim So Eun sambil menerawang.

"Namanya Kim Bum? Dia seorang Cowok, Kim So Eun?" tanya Ibu dengan raut excited. Kim So Eun mengangguk menjawab pertanyaan ibu.

"Mungkin dia menaruh hati padamu, Kim So Eun. Cowok itu suka usil kalau lagi naksir cewek," goda Ibu yang langsung membuat pipi Kim So Eun bersemu kemerahan.

***


Esoknya di sekolah, Sang Ketua OSIS, lee Min Ho, tengah sibuk menata pot tanaman yang kini menghiasi teras depan ruang OSIS. Kim So Eun yang sedang melintas pun tertarik untuk menikmati pemandangan baru di sekolahnya ini.

"Wah, pemandangan di sini jadi segar!" ujar Kim So Eun sambil membantu memindahkan pot-pot kecil berisi bunga.

"Iya, aku juga meletakkannya hampir di teras semua ruangan. Masih baru sebagian sih, sisanya datang nanti siang. Kau mau membantu?" Lee Min Ho membetulkan letak kacamatanya yang agak melorot usai membungkuk menata pot-pot tadi.

"Ya, tentu saja!" ujar Kim So Eun bersemangat. Ini kesempatan bisa memandang sang Ketua OSIS dari dekat, diam-diam dia naksir teman sekelasnya ini.

Kim Bum yang baru saja datang, melintas di depan ruang OSIS, di mana Lee Min Ho dan Kim So Eun sibuk membawa pot-pot tanaman ke depan ruang guru yang ada di sebelah ruang OSIS.

Tak sengaja lengan Kim Bum menyenggol bahu Kim So Eun sampai pot bunga yang ada di tangannya terjatuh dan pecah.

"Oops... sori." Spontan Kim Bum minta maaf.

Begitu mendapati Kim Bum yang berdiri di sebelahnya, raut wajahnya langsung berubah menjadi keras.

"Maumu sebenarnya apa sih? Aku tau kau tidak mendukung aksi go green di sekolah ini, tapi tidak perlu bikin kacau seperti ini!" semprot Kim So Eun.

Kim Bum bingung harus menjawab apa, karena ia benar-benar tidak sengaja melakukannya. "Maaf aku tidak sengaja melakukannya! Kau jangan asal menuduh!" seru Kim Bum akhirnya dan menghambur pergi meninggalkan Kim So Eun yang masih kesal akan perbuatannya barusan.
"Sudah menjatuhkan, tidak membantu merapikan!" Kim So Eun ngomel-ngomel sambil membersihkan pecahan pot.

"Sudah, tidak apa-apa, Kim So Eun," kata Lee Min Ho sembari membantu Kim So Eun.

"Maaf ya, Lee Min Ho," balas Kim So Eun dengan nada tidak enak hati.

Lee Min Ho tersenyum memaklumi.

"Aku dengar pot-pot ini dananya dari kau pribadi ya?" tanya Kim So Eun ketika pot yang pecah selesai dibersihkan. Lee Min Ho agak terkejut mendengar pertanyaan Kim So Eun.

"Kau dengar dari mana, Kim So Eun?" tanya Lee Min Ho tanpa menatap lawan bicaranya. Ia pura-pura merapikan pot di samping kakinya.

"Ya... dari anak-anak. Tapi memang bener kan?" Kim So Eun menatap Lee Min Ho intense.

Lee Min Ho tidak langsung menjawab, ia memutuskan untuk meletakkan pot terakhirnya dulu. "Cuma sedikit rasa terima kasih kepada bumi saja, Kim So Eun. Tidak ada apa-apanya dibandingkan kau yang sudah berani mempelopori aksi go green ini. Kau hebat sekali!"

Pipi Kim So Eun bersemu merah dipuji begitu. Dalam hati ia membatin, Lee Min Ho tidak cuma cakep, pintar dan populer, ia juga berhati emas. Kalau dibandingin dengan Kim Bum, bagaikan bumi dan langit. Yah meskipun sama-sama cakep dan populer, tapi Lee Min Ho jelas punya nilai plus.

***

Hari ini akan diadakan Green Day, dimana semua warga sekolah diwajibkan untuk ikut kerja bakti membersihkan sekolah dan menanam beberapa pohon di halaman sekolah yang sebelumnya gersang.

Kim So Eun tampak lebih bersemangat hari ini, mata bulatnya berbinar-binar indah, memancarkan kecantikannya. Ia tampak sibuk menanam tanaman hias di pot besar di teras depan kelasnya bersama beberapa teman sekelasnya.

"Kim So Eun," tiba-tiba ada yang memanggilnya.


"Ya?" ujar Kim So Eun sembari berdiri dari posisi jongkoknya. Ketika melihat sosok yang berdiri di depannya, Ia mengira yang memanggilnya tadi adalah Lee Min Ho. Namun nyatanya yang ada di hadapannya saat ini adalah orang yang paling tidak ingin ia temui saat ini.

"Aku memang tidak bisa beli pot-pot tanaman untuk menghias sekolah seperti Lee Min Ho," ujar Kim Bum dengan raut serius.

Kim So Eun yang tadinya ingin langsung marah, berpikir dua kali untuk benar-benar melakukannya.


"Tapi aku punya ini untukmu, Kim So Eun. Maafkan aku ya?" Kim Bum menyodorkan sebuah pot bunga kepada Kim So Eun. "Ini sebagai ganti pot yang sudah aku pecahkan kemarin."
Kim So Eun menerima pot bunga itu ragu, ia masih tidak percaya Kim Bum berubah 180 derajat begini.

"Well, thanks." kata Kim So Eun sambil tersenyum, menimbulkan gejolak aneh di perut lawan bicaranya.

"Tapi ini bukan buatku, ini buat bumi. Kau cinta bumi kan?" tanya Kim So Eun di luar dugaan. Kim Bum sempat tidak sadar dengan maksud perkataan Kim So Eun, namun kemudian ia tersenyum penuh arti.

"Iya, aku cinta bumi," kata Kim Bum akhirnya, “di mana ada kau di dalamnya.” Batin Kim bum.

Tiba-tiba Kim So Eun menarik tangan Kim Bum untuk mengikutinya mengambil pot-pot berukuran agak besar di suatu sudut di depan kelasnya. Ia minta Kim Bum membantunya mengangkat pot-pot itu bersamanya, karena ia tak kuat mengangkatnya sendirian. Kim Bum pun menyanggupi permintaan Kim So Eun.

Somehow Kim Bum merasa inilah saatnya membuka kembali impiannya yang sudah ia pendam rapat-rapat itu.

I think I found her, batin Kim Bum.


TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.korea-lovers86.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar