Senin, 12 Juli 2010

Beri Aku Waktu


Title : Beri Aku Waktu
Author : Sweety Qliquers
Genre : Romance
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 15 Mei 2010 – 08.58 AM
Cast :
Kim So Eun
Kim Bum
Jung Yong Hwa
Park Shin Hye


Beri Aku Waktu
Created By Sweety Qliquers


Baru saja aku memasuki gerbang kampus ketika mataku menangkap dua sosok tubuh yang berjalan beberapa meter di depanku. Park Shin Hye dan Jung Yong Hwa. Wahai, betapa mesranya! Tangan mereka saling menggenggam. Langkah mereka begitu lambat seolah mereka sedang menikmati udara pagi yang segar. Duh! Mengapa pula hati ini mesti merasa iri? Cemburukah aku? Pada siapa? Park Shin Hye? Atau, pada kebahagiaan mereka? Entah. Kugelengkan kepala, mencoba tabah. Oh, kuatkan aku Tuhan…. Jangan biarkan aku dibelenggu perasaan ini. Aku yang membuat keputusan itu. Aku pula yang harus menanggung akibatnya.

Perlahan, aku terus melangkah. Adegan mesra di depanku tak lagi kuperhatikan. Aku harus bisa melupakannya, tekadku sambil mengalihkan pandang ke sebelah kanan. Beberapa mahasiswa tampak sedang bersenda gurau di pelataran parkir yang luas. Hmm, berapa lama hari-hariku tak lagi seceria mereka? Berapa lama aku berkubang dalam kolam kesepian?

“Kim So Eun!” Aku menghentikan langkah dan menoleh. Kim Bum. Pria itu tersenyum lembut. “Rajin sekali kau pagi-pagi sudah datang.”

“Kau juga,” Ujarku balas tersenyum.

“Iya, kita sama-sama rajin.”

“Baiklah!” Aku tertawa sambil melanjutkan langkah. Kim Bum menjejeri langkahku.

“Kim So Eun, pagi cerah seperti ini tapi tampangmu muram sekali. Sepertinya aku tak pernah melihatamu gembira. Ada apa? Masih memikirkan Jung Yong Hwa?” tanyanya.

“Entahlah, “ Aku angkat bahu. “Aku sendiri bingung. Kenapa aku masih saja mengingatnya?”

“Itu tandanya kau masih mencintainya.” Kata Kim Bum.

“Maybe.” Aku berhenti di halaman gedung Fakultas Hukum. Duduk di bangku kayu yang terletak di depan ruang senat.

“Alangkah bahagianya pria yang dicintai oleh gadis selembut dirimu. Seandainya aku dapat merebut cintamu dari Jung Yong Hwa,” Ucap Kim Bum sembari duduk di sampingku. “Apakah seluruh ruang di hatimu hanya untuk Jung Yong Hwa? Apakah untukku tak ada ruang yang tersisa?” Tanyanya lirih.

“Aku Tidak tahu, Kim Bum”

“Aku sungguh-sungguh, Kim So Eun.”

“Sudahlah, Kim Bum. Kita bersahabat saja dulu.” Elakku lalu bergegas bangkit memasuki gedung Fakultas Hukum.

***


Kuliah hari ini sama sekali tak dapat kuikuti dengan baik. Kata-kata Kim Bum terngiang di telingaku. Kim Bum yang baik dan penuh perhatian. Haruskah aku menerima cintanya? Haruskah dia menjadi tempat pelarianku? Oh, tidak…..Aku tidak mau bermain-main dengan perasaan orang lain. Aku tidak mau melukai hatinya. Kim Bum terlalu baik.

“Kim So Eun, jangan lupa nanti ada ‘Bedah Buku’.” Suara Kim Bum mengejutkan aku. Aku hanya mengangguk. Akh, Kim Bum ….pria itu memang seorang pria yang baik dan pintar. Tidak hanya itu, sikapnya, tingkah lakunya mencerminkan seorang yang taat pada agamanya.

Dalam setiap kegiatan di kampus dia tak pernah absen. Dia pula yang banyak membimbingku untuk lebih dekat pada Tuhan, terutama setelah hubunganku dengan Jung Yong Hwa berakhir. Yah, kadang aku berangan seandainya Jung Yong Hwa adalah Kim Bum. Tentu aku masih menikmati masa-masa indah bersamanya. Tapi, rupanya Tuhan menghendaki lain. Jung Yong Hwa bukan pria yang dipilihNya untuk mendampingiku. Ada jurang pemisah di antara kami.



Jung Yong Hwa seorang penganut agama Budha yang fanatik, sedangkan aku begitu meyakini agama Islam. Tidak mungkin bagi kami untuk bersatu lebih lama lagi. Terlalu banyak resiko bila kami tetap ngotot menjalin hubungan kasih. Apalagi, masing-masing dari kami tak bersedia melepaskan kepercayaan yang kami anut untuk kemudian memeluk agama lain.

Maka, sebelum akar cinta melekat lebih dalam, aku memutuskan tali kasih itu. Kendati, aku masih sangat mencintainya. Dan, Jung Yong Hwa tampaknya mau mengerti. Kamipun berpisah baik-baik.

Tak lama setelah perpisahan itu, Jung Yong Hwa menemukan penggantiku. Park Shin Hye, mahasiswi kedokteran yang cantik itu berhasil digaetnya. Begitu mudah Jung Yong Hwa melupakanku, tapi mengapa aku tidak bisa melupakannya? Apakah benar cinta seorang wanita lebih abadi daripada cinta seorang pria? Atau, aku yang terlalu mencintainya?

***


“Kim So Eun!” Ada yang menyentuh lenganku. Aku tergugu. Lamunanku buyar. Kulihat Kim Bum sudah berdiri di hadapanku.

“Melamun, lagi?” Dia tersenyum. Aku ikut tersenyum lalu bangkit dari dudukku. Ternyata, kuliah sudah usai. Dosen Pengantar Sosiologi telah keluar dari ruangan.

“Ayo, kita ke kantin!” Ajak Kim Bum. “Bedah Bukunya masih 1 jam lagi,” Lanjutnya. Aku hanya mengangguk.

Di kantin, aku melihat Jung Yong Hwa dan Park Shin Hye. Akh, mengapa aku selalu merasa cemburu melihat mereka? Betapa sulit menepis cinta ini.

“Kim So Eun, berapa lama kau akan bertahan dengan keadaan ini?” Tanya Kim Bum. Dia ikut melihat ke arah Park Shin Hye dan Jung Yong Hwa.

“Aku tidak tahu,” Ujarku merunduk, memperhatikan isi gelasku.

“Kau menyiksa dirimu sendiri, Kim So Eun.” Ujar Kim Bum. “Izinkanlah aku untuk memupus bayang Jung Yong Hwa dari hatimu. Aku ingin meniti hari bersamamu.” Lembut suara Kim Bum.

Aku diam. Bagaimana mungkin, Kim Bum? Batinku pilu. Aku tidak mencintaimu. Aku tak pernah merasakan getaran aneh saat kita berduaan seperti ini. Tapi, dengan Jung Yong Hwa …Oh, apa yang harus kulakukan, Tuhan? Apakah Pria ini memang pilihanMu?

“Kim So Eun,“ Kim Bum menggenggam tanganku. “Apakah aku tak punya harapan untuk mengisi ruang di hatimu?”

“Aku…..,” Kutatap Kim Bum. Ada pijar cinta di sana. Penuh kelembutan dan kemesraan. Akh, aku harus mengusir bayang Jung Yong Hwa dari hatiku. “Kim Bum, percayakah kau bahwa cinta akan tumbuh oleh kebersamaan? Oleh waktu yang cukup lama?” Tanyaku akhirnya. Kim Bum mengangguk.

“Kalau begitu, beri aku waktu untuk belajar mencintaimu. Barangkali esok atau lusa sedikit demi sedikit aku bisa mencintaimu.” Ujarku datar.

“Akh, Kim So Eun ….tentu saja aku akan sabar menantimu. Berapapun lama waktu itu, aku tak akan keberatan.“ Mata Kim Bum berbinar bahagia. Genggamannya makin erat, sarat oleh cinta.


TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar