Senin, 19 Juli 2010

The Clean Boy


Title : The Clean Boy
Author : Sweety Qliquers
Genre : Friendship, Romance
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 07 Mei 2010 – 02.38 PM
Cast :
Gong Yoo
Yoon Eun Hye
Jung Il Woo


The Clean Boy
Created Sweety Qliquers


Di suatu kota yang tak terlalu jauh dari sini, dan pada waktu yang tak terlalu berbeda dari sekarang, tersebutlah seorang pria bernama Gong Yoo. Tahun ini dia berumur 22 tahun. Ya, Gong Yoo. Seperti nama korea, tapi dia bukan keturunan Korea. Mamanya hidup di rumah besar di Taiwan... sebagai pembantu. Ayahnya bekerja di perusahaan otomotif terbesar di Jepang... sebagai petugas Cleaning Service. Keduanya adalah pecinta kebersihan, bahkan mendirikan sebuah klub “We are Clean”, disingkat WC. Presiden Direktur dari klub tersebut adalah... tak lain dan tak bukan adalah Gong Yoo. Hebat kan? Anggota klubnya hanya 3 orang, yakni seorang ibu-ibu 56 tahun, bernama Goo Hye Sun, seorang kakek-kakek 89 tahun yang hampir mati sakit jantung bernama Lee Min Hoo, dan seorang pemuda 26 tahun, si gendut bernama Kim Hyun Joong yang saat ini sangat menyukai komik berjudul “Aneyong” yang tokoh utamanya seorang gadis manis bernama Lee Hyori.

Gong Yoo ini okelah. Ga jelek-jelek amat. Tubuhnya kurus tapi agak berisi. Matanya besar tapi agak sipit. Dia programmer di suatu perusahaan komputer. Pekerjaan itu tak perlu berhubungan dengan manusia. Bersih.

Hari ini Gong Yoo merasa hidupnya berubah.

“Uuuugh... Bau sekali di sini. Dasar orang-orang jorok, mandi gak sih! Tenang, begitu sampai di kantorku takkan ada orang jorok lagi. Hanya aku sendiri!”, katanya.

Tiba-tiba, matanya menangkap seorang perempuan, dengan rambut coklat sepinggang, mata besar bulat, dan bibir yang tersenyum manis. Hati Gong Yoo berdebar-debar. Ia tidak menyangka, ia berhasil menemukan sesosok mahluk yang indah selama ini, selain kloset dan komputer. Gong Yoo jatuh cinta.

Di kantornya, Gong Yoo tak berhenti memikirkan gadis itu. Dia ingin menerjang keluar dari kantornya dan langsung menanyakan namanya. Tapi keluar kantor taruhannya nyawa. Pergi ke sarang kuman, debu, dan kotoran? Plis deehh!!!!

Dua jam Gong Yoo di kantor.

“Haruskah aku keluar..? Tidak!! Aku bisa mati kalau berada di sarang kuman itu lebih dari 15 menit!!”, pikirnya. Tapi, rasa cinta lebih besar dari rasa takutnya. Gong Yoo pun melangkah, dengan peralatan perang. Sabun anti kuman, sapu tangan steril, dan baju luar angkasa anti kuman.

Ketika ia berjalan, seorang karyawati melihatnya, dan................

“KYAAAAAAAAAAAA!!!!! Ada alien, maniak, orang mesum, dan lain-lain, dan sebagainya!!!”

“Tenang, tenang! Ini aku, Gong Yoo!”

“Gong… Yoo?”

Kemudian karyawati itu pun berbisik satu sama lain.

“Gong Yoo, orang aneh itu kan?”

“Gong Yoo yang tidak pernah mau keluar dari kantornya?”

“Yang selalu bilang kita jorok lah, ga mandi lah.”

“Sekarang dia mau ngapain ya sampai keluar dari kantornya segala?”

“Jangan-jangan dia mau bunuh kita karena dia udah ga tahan lagi.”

“Yang bener!!? Ih, seraaaam!!!”

“Hiiii!!! Jangan bunuh aku duluan! Dia aja!”, kata salah seorang karyawati.


Gong Yoo mengernyit. “Hah? Bunuh? Yang bener aja! Mana mau aku mengotori tanganku dengan darah kalian? Plis deh!!”

“Oh iya bener juga ya. Jadi kamu mau apa, Gong Yoo?”

“Ehem,” Buccha menarik napas dalam. "Aku pengen nanya nih, kamu tahu cewe cakep nan cantik, langsing, dan bersih lagi yang kerja di kantor kita juga?”

“Tau!”, jawab para karyawati itu.

“Siapa namanya??” tanya Gong Yoo berbunga-bunga.

“Ini!! yang lagi berdiri di hadapanmu!”, jawab para gadis itu sambil menunjuk diri mereka sendiri.

“EEEEIII!!! Jangan GR yah!!! Cewe itu bagaikan langit dan bumi sama kalian tau!!! Pokoknya kalian kalah total deh, ama mereka!!”

“Wah, kurang ajar!! Cari tau aja sendiri!! HMPH!!”

Para karyawati melangkah pergi.

“Waduuh. Kok pada sewot? Aah, pikiran orang jorok memang susah.”

Ketika Gong Yoo berjalan dengan lesu ke arah kantornya, tiba-tiba ia bertubrukan dengan seorang gadis.

“EEEEEYYAAAAAAHHH!!!! Tolong!! Aku sudah terkontaminasi! AAARGH!!! Aku harus segera mandi, keramas, dan seterusnya!”, teriak Gong Yoo.

“Aaa, maaf, Tuan! Apakah saya begitu berbahaya..?”, jawab gadis itu sedih.

"Enak aja! Kau pikir dengan minta maaf bisa... Hah?”, ketika Gong Yoo menatap gadis itu, tampaklah wajah yang tak asing lagi. Ya, itu adalah gadis yang ia sukai. “Ga.. Gawat.. Apa yang sudah kukatakan pada gadis pujaan hatiku? Tidak boleh begini! Aku harus mengalihkan pembicaraan!”, batin Gong Yoo.

“Ma.. maaf nona, aku yang salah. Kalau boleh biar kutraktir makan siang sebagai permintaan maaf?”

“Makan siang?” Gadis itu keheranan. Dari marah, Gong Yoo berubah 100%.

“Benar. Aku tahu sebuah restoran yang nggak laku. Pasti bersih karena tidak ada orang yang mau makan di sana.”

“Hahaha.. Kamu lucu yah!”

Gadis itu tertawa dengan manisnya.

Hati Gong Yoo berdegup kencang

“Aah”, dalam hati Gong Yoo berpikir. “Dia tertawa. Apakah ini pertanda baik?”

Baru saja Gong Yoo mau menanyakan nama gadis itu. Tiba-tiba saja...

“Yoon eun hye!” terdengar suara jantan seorang lelaki.

“Wah, Jung Il Woo!” kata gadis yang ternyata bernama Yoon eun hye itu.

Si Jung Il Woo itu tampak keren di dalam balutan jas hitam. Tubuhnya tegap dan wajahnya tampan. Jauh berbeda dengan Gong yoo.

“Ayolah, Yoon eun hye sayang, kita pergi makan siang di Hotel Lafayette.”

“Tolong yah, jangan panggil aku sayang. Memangnya kita pacaran?”

“Loh, tapi aku suka kamu. Kamu ga mungkin nolak aku dong?”

“Belum tentu!”

Kemudian kedua orang itu pun melangkah pergi, meninggalkan Gong Yoo yang hanya bisa menggigit jari.

***


Di Klub WC, Gong Yoo tampak lesu. Kim hyun joong pun menanyakan keadaannya. Gong Yoo bercerita.

“Cowok itu memang cowok baik. Dia bersih, walaupun ga sebaik aku sih.”

Kim hyun joong memberinya saran. “Kamu harus berjuang! Dia masih belum jadi pacarnya kan?? Aku dan Goo hye sun akan selalu mendukungmu, ya kan Goo hye sun??”

Mendengar saran yang tidak berguna itu, entah kenapa Gong Yoo kembali bersemangat. Ia bersiap melakukan pendekatan kepada Yoon eun hye dengan bantuan orang-orang dari klub WC. Ia bersiap bersaing dengan Jung Il Woo.

Saran dari Goo hye sun, “Cewek pasti menyukai kado! Raih hatinya dengan kado!”

Hari ini, Gong Yoo berbeda. Biasanya, ia selalu memakai baju luar angkasa. Hari ini tidak! Ia mengenakan jas keren dan membawa seikat mawar. Demi Yoon eun hye, Gong Yoo rela melakukan hal-hal kotor yang ia benci. Inilah cinta sejati!

Dag-Dig-Dug

Hati Gong Yoo berdebar-debar, menantikan di depan kantor. “Yoon eun hye, bunga mawar ini adalah perwujudan cintaku yang membara hanya untukmu. Hmm....” Gong Yoo melatih kata-kata yang akan diucapkannya.

“I-Itu Yoon eun hye!” Gong Yoo berlari dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Tapi, mendadak ia hampir ditabrak oleh mobil Ferari Merah yang juga mengarah ke Yoon eun hye. Gong Yoo menghindar, tapi ia terjengkang ke belakang. Dari mobil itu, turunlah Jung Il Woo, dengan tuxedo berharga jutaan dan bunga Rafflesia Arnoldi.

“YAK! BUNGA BANGKAI YANG SUPER BAU ITU! Masa dia mau kasih yang begituan untuk Yoon eun hye??!”

“Yoon eun hye, ini persembahanku untukmu yang cantik.”, kata Jung Il Woo berlutut.

“Waah, makasih! Kok kamu tau aku paling suka bunga bangkai??”

“Yas… Yoon eun hye..?” dalam hati Gong Yoo berpikir, “Ternyata Yoon eun hye jorok juga..”

Gong Yoo bangkit. Ia mengibaskan debu di jasnya, sekaligus mengibaskan pikiran-pikirannya tentang Yoon eun hye. Ia akan berusaha mendapatkan Yoon eun hye, seberapa buruk dan kotornya Yoon eun hye.

Rencana pertama gagal. Tapi Gong Yoo tetap tak menyerah.

Saran dari Lee min hoo, “Waktulah yang akan mendekatkan kalian. Kamu perlu memperbanyak waktu bersamanya.”

Walaupun aneh, Gong Yoo mengikuti saran Lee min hoo. Ia terus berusaha untuk berada bersama Yoon eun hye dan ngobrol dengannya. Gong Yoo berusaha membuat bahan obrolan yang mengasyikan. Mula-mulanya berjalan lancar, tetapi...

“Halo Yoon eun hye! Aku datang lagi! Udah lama ga ketemu yah, sudah satu jam kita ga ketemu loh! Kamu rindu aku ga??”, kata Jung Il Woo yang tiba-tiba muncul ketika Gong Yoo sedang ngobrol dengan Yoon eun hye.

“Nggak ah. Bosan aku liat mukamu terus”, jawab Yoon eun hye dengan sombong.

Lho kok? Dia malah bosenan kalau melihat seseorang terus-terusan.

“Waduh, bahaya nih kalo dia sampai bosan liat aku juga”, pikir Gong Yoo.

Tampaknya rencana kedua pun gagal. Ketakutan akan kebosanan Yoon eun hye membuatnya mundur sejenak. Tapi Gong Yoo tetap pantang menyerah.

Gagal, dan gagal lagi.

“AAAAAAAAARRGH!!!!!! Segala macam cara sudah dicoba, ga ada yang berhasil! Bagaimana sebenarnya cara untuk menundukkan hati Yoon eun hye??” Gong Yoo stress. Ia tidak menyangka semua daya upaya dia gagal.

Gong Yoo berbaring.

“Gong Yoo, cobalah untuk mengutarakan isi hatimu. Kalau dalam komik, biasanya berhasil kok!”, kata Kim hyun joong dengan dalil komikology-nya.

“Benar juga...”, pikir Gong Yoo. “Baiklah! Besok aku akan menyatakan perasaanku! Kupertaruhkan semuanya besok!”

***


Esok harinya...

Dag-Dig-Dug

Gong Yoo mempersiapkan semuanya, mulai dari dirinya, sampai tempat pertemuan mereka.

“Aku juga sudah mandi 5 kali pagi ini, pokoknya, apapun yang terjadi aku akan menyatakan perasaanku hari ini!”

Akhirnya, orang yang ditunggu-tunggu pun muncul.

“Hai Gong Yoo, maaf lama, ya?” kata Yoon eun hye dengan suaranya yang manis.

“Kyaa manis sekalee...!!! Duh Yoon eun hye, kalau kamu begini manisnya bisa-bisa aku tak dapat menahan diri lagi..!!”, pikir Gong Yoo.

Kemudian Gong Yoo terdiam sesaat.

Ia sedang berusaha menahan debaran hatinya.

“Gong Yoo? Kamu ga pa-pa? Mukamu merah loh”, ucap Yoon eun hye.

Gong Yoo pun dengan sepenuh hati berusaha mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya pada Yoon eun hye.

“A..Anu, Yoon eun hye... Be-be-begini...”

“...?”

“Se-sebenarnya, aku su..........!!!”

“Wah wah, kebetulan sekali.. Kok bisa ketemu dengan kalian berdua disini? Hahahaha...”, ujar Jung Il Woo yang muncul tiba-tiba.

Jantung Gong Yoo hampir melompat keluar.

Gara-gara Jung Il Woo, keberanian yang Gong Yoo kumpulkan dengan susah payah sia-sia sudah.

“Kurang ajar!!! Si Jung Il Woo ini kok kayak jamur sih?! Bisa muncul dimana-mana! Dibasmi pun susah! IIIIHHH! Jadi jijik kalo mikirin jamur”, pikir Gong Yoo dongkol.

Seperti tak mempedulikan Gong Yoo, Yoon eun hye malah menyambut kedatangan Jung Il Woo dengan senang hati.

“Wah, Jung Il Woo. Kebetulan sekali kamu datang. Nonton sama-sama aku dan Gong Yoo yuuk?”

“Dengan senang hati, mana mungkin aku menolak ajakan wanita secantik dirimu, Yoon eun hye..”

“AAAAARRGH...!!!! Bagaimanapun caranya aku harus menyingkirkan si jamur ini dan menyatakan perasaanku pada Yoon eun hye hari iniiiiiiii!!!!”

Tampaknya takkan mudah.

Akhirnya mereka menonton film ‘Pembunuhan di Toilet Nomor 33’. Judulnya saja, membuat Gong Yoo tidak bernafsu. Akhirnya dia tertidur di dalam bioskop, sementara Jung Il Woo dan Yoon eun hye nonton bersama dan ngobrol dengan serunya.

Setelah itu, penderitaan Gong Yoo belum berakhir, mereka pergi ke kafe, taman, kolam, dan Gong Yoo tidak juga mendapat kesempatan untuk berduaan dengan Yoon eun hye. Akhirnya, kesabaran Gong Yoo pun mencapai batasnya.

“AAAAAAHH!!!! Aku ga tahan lagi! Ikut aku, Yoon eun hye!!”, ujar Gong Yoo sambil menarik tangan Yoon eun hye dan kabur menjauhi Jung Il Woo dengan kecepatan tinggi.

Ngaco bener, kok bisa-bisanya cewek langsung digandeng diajak ngibrit?

“Tu..Tunggu, Gong yoo! Kamu mau kemana? Pelan-pelan dong!!”

Yoon eun hye ngos-ngosan.

Jung il woo sempat terbengong-bengong sejenak celingukan.

“Kurang ajar! Mau lari kemana kamu, Gong yoo??!”

Jung il woo reflex mengejar Gong yoo yang sudah lari ‘membawa’ Yoon eun hye.

“Hosh hosh. Akhirnya bisa kabur juga dari Jung il woo...”, kata Gong yoo.

Kemudian Gong yoo pun menatap Yoon eun hye. Yoon eun hye tampak kelelahan dengan kening yang berkeringat dan pipi yang memerah. Sebenarnya, ia tidak ingin melakukan ini. Tapi, ia tidak mau menundanya lama-lama. Gong yoo menelan ludah. Yoon eun hye tampak manis sekali di matanya! Sekali lagi, Gong yoo berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menyatakan perasaannya pada Yoon eun hye. “Kali ini harus berhasil!”, pikir Gong yoo.

“Yoon eun hye.. Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu..”

“Ada apa Gong yoo? Kok kamu jadi serius gitu sih?”

“Yoon eun hye. Selama ini mungkin kamu melihatku seperti seorang kelainan yang terlalu bersih. Tapi kamu gak pernah tau bahwa aku selalu diam-diam memperhatikanmu. Menjagamu. Walaupun dengan diriku yang seperti ini, aku juga berharap untuk bisa mendapatkan perasaan cinta dari orang yang kusukai..”

Gong yoo.. Kamu mau ngomong apa..? Aku nggak ngerti..”

“Aku mau bilang... AKU SUKA KAMU, YOON EUN HYE!!”

Seketika wajah Yoon eun hye memerah, dan Gong yoo merasakan perasaan lega, sesuatu yang belum pernah dirasakan seumur hidupnya.

“Akhirnya aku mengatakannya..,” ujar Gong yoo dalam hati.

Sekarang, yang harus Gong yoo lakukan hanyalah menunggu jawaban Yoon eun hye. Tetapi kenapa Yoon eun hye terus terdiam? Apakah Gong yoo akan merasakan pahitnya patah hati?

Dengan bibir yang bergetar Yoon eun hye berkata, “Aku.. Selama ini bekerja dengan tekun. Tapi aku tak tahu apa tujuanku yang sebenarnya. Kadang aku berpikir, apakah yang kulakukan ini benar..? Apakah ini memang tujuan hidupku? Aku tidak berani membuat perubahan. Sebab aku takut semuanya akan menjadi berbeda. Suatu hari, ketika aku sedang kebingungan, aku melihat seseorang, sedang berusaha membersihkan kantornya. Orang bilang dia adalah seorang kelainan yang terlalu cinta kebersihan, tapi entah kenapa aku berpikir.. Mengapa orang ini tidak takut untuk menjadi berbeda? Dia tidak takut dianggap aneh, atau dikucilkan. Tapi ia tetap berpegang pada prinsipnya. Aku... Selalu memperhatikanmu, Gong yoo. Hari itu, tanpa sadar aku jatuh cinta padamu..”

Waduh? Yang bener? Kok jadi gampang begini ya?

The clean boy, yang selalu berpakaian luar angkasa, apa bener ini bisa begitu mudahnya? Jangan-jangan ini mimpi?

Gong yoo tidak dapat mempercayai telinganya yang mendengar kisah itu. Kalau tadi ia merasa lega, sekarang ia merasa bahagia. Perasaan bahagia yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.




“A-Apa aku tidak salah? Kamu memilihku? Bukan Jung il woo atau Robert Pattinson atau Chace Crawford, tapi aku?”

Gong yoo menjitak-jitak kepalanya untuk meyakinkan bahwa ini bukan mimpi.

Bletak, wadaw! Ketika dikeraskan, sakitnya nyut-nyutan bener.

“Iya”, jawab Yoon eun hye dengan senyum manis.

“WUHUUU!!!”, teriak Gong yoo sambil melompat.

Bledak, Gong yoo sekarang malah kejedot sekalian. Dia meringis-ringis, tapi meringis bahagia.

Jauh di belakang, Jung il woo yang dari tadi menguping hanya bisa menghela napas. “Kok bisa-bisanya Yoon eun hye suka sama cowok seperti itu?", Jung il woo garuk-garuk kepala,

"Tapi,... yah, wanita kan sebanyak bintang di langit. Haha”, ucapnya sambil melangkah pergi. Meninggalkan harapannya.

“Terima kasih Tuhan, terima kasih teman-temanku di klub!”, teriak Gong yoo.

“Gong yoo, jangan terlalu bersemangat!” Yoon eun hye mencoba menenangkan. Dia takut the clean boy itu kejedot lagi.

“Mulai sekarang, kita akan menapaki jalan kebersihan bersama, Yoon eun hye!”

“Jangan terlalu bersihlah", jawab Yoon eun hye. Lalu Gong yoo dan Yoon eun hye melangkah bersama, memasuki sesuatu yang dinamakan ‘kehidupan bahagia’. Demikianlah, cerita ini berakhir dengan happy ending. Di dunia ini banyak sekali cerita-cerita, dan cerita ini hanyalah permulaannya.


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar