Sabtu, 26 Juni 2010

Style (Episode 8)


Sinopsis Style
Episode 8


Lee Soe Jung dan Seo Woo Jin bersiap-siap melakukan bungee jumping bersama-sama. Woo Jin memegang tangan Seo Jung.

Woo Jin menghitung “1…2…3″

Mereka pun loncat bersamaan.

“Aaaaaaa”.

Setelah selesai Soe Jung bercerita dulu dia awalnya bangga mewawancara langsung pemred Pak Ki Ja, tapi kali ini dia menyerah. Dia bercerita pas woo jin ttg rencana Ki Ja terhadap comeback top model Choi A Young.

Woo Jin bercerita bahwa bungee jumping dulu asalnya dari amerika selatan yang dipakai untuk ritual menantang menuju kedewasaan. Woo Jin selama ini merasa selalu menyembunyikan asal usulnya. KiJa lah yang berani mengkrtiknya bahkan memojokkannya. Ini mungkin sama saja tantangan baginya agar lebih dewasa. Woo Jin merasa dirinya sudah lebih baik dan mempersilahkan Seo Jung mengikuti rencana Ki Ja.

Seo Jung pulang ke rumah dia makan bersama dengan Min Joon. Stelah itu dia membicarakan rencananya untuk meneruskan wawancaranya dengan Park Ki ja, karena dia tetap merasa bossnya orang yang layak untuk diwaancara. Dia sebenarnya takut juga dimarahi tapi dia tetap akan maju. Min Joon memuji Seo Jung yang semakin dewasa.
“Aku khan telah melalui ritual kedewasaan”.

Pengacara ayah SEo Woo Jin telah memberitahukannya soal warisan dari ayahnya. Dia memnta SEo Woo Jin datang ke rapat luar biasa para pemegang saham dan mengambil jabatan komisaris juga direksi di Style.
Seo Woo Jin ragu karena merasa di belum berpengalaman dan kurang tertarik.

Presdir Son sedang menghitung-hitung kekuatannya dan Woo Jin. Di Style adiknya itu kini memiliki saham lebih banyak darinya karena mendapat warisan dari ayahnya. Dia juga mengkhawatirkan seseorang lagi.

Ki Ja sedang menulis kolom pertamanya sebagai pimpinan redaksi majalah Style. Seo Jung datang membawakan kopi dan mengutarakan maksudnya dengan hati-hati bahwa ia akan ingin mewawancarai bossnya kembali. Seo Jung minta maaf pada Ki Ja.KI Ja menganggap Seo Jung menganggapnya terlalu mudah. Tapi akhirnya dia memberi kesempatan pada Seo Jung juga meminta dia menyiapkan materi untuk pemotretan Choi Ah Young.


Seo Jung telah membuka outlet tailornya. Kap Joo dan Seo Jung datang ke pembukaannya.

Ki ja minta Seo Jung mengatur pertemuan dengan Top model Choi Ah Young di restoran Woo Jin, dia juga mengajak Seo Jung yang menyusun materinya. Sebelum bertemu dengna Choi , Ki Ja bertemu dengan Woo Jin. dia minta Woo jintidak masuk ke jajaran pimpinan Style karena dia hanya seorang koki. Choi datang dan melakukan pertemuan dengan Ki Ja. Dengan diplomasinya yang taktis Ki Ja berhasil membuat Choi setuju dengan rancangan mereka tanpa perlu melibatkan woo jin dalam pemotretan. Seo Jung terkesan dengan Ki Ja.

Min Joon bertemu dengan Woo jin mereka kembali terlibat dalam perseteruan. Min Joon pulang ke rumah dengan kesal. Se Jung di rumah tak sengaja membicarakan Woo Jin. Min Joon juga ikut kesal pada Seo Jung. Keesokan harinya Min Joon berusaha baik lagi pada Seo Jung, dia membawakan makanan pada SEo Jung yang sedang lembur.

Ki Ja mengetahuinya. Mereka jug menawarkan makanan pada Ki Ja. Tapi Ki Ja terlalu gengsi padahal dia lapar juga.

Untuk mempertahankan dukungan Park Ki Ja presdir Son mengajak Ki Ja berjalan-jalan melihat bisnis groupnya. Dia merasa Seo Woo Jin juga mengincar jabatan pemimpin umum Style. Selama ini departemen store mereka menjadi penyandang dana bagi Style. Dia juga membelikan Ki Ja sebuah mobil sport baru.dia juga Ki Ja merasa tidak enak.

Tapi Presdir bilang dia tidak bisa menyetir mobil sport lagi dan ingin Ki Ja membawanya ke rapat pemilihan direktur dengan mobil itu.
Seo Woo Jin berhasil menjadi direksi dan ketua dewan komisaris di group perusahaan ayahnya Ki Ja merasa khawatir.

Ki Ja mendatangi Woo Jin ke tempat pembuatan garam milik Woo Jin. Dia tidak mau Woo Jin juga ikut campur dalam Style, karena takut style berantakan karenanya, karena Ki Ja merasa telah membangun Style dengan susah payah dari awal. Woo Jin sebenarnya tidak mau ribut lagi dan ingin menghindar dari adu mulut. Ki ja mengejarnya melalui pematang kolam yang kecil. Dia yang memakai sepatu hak tinggi jatuh terkilir. Woo Jin terpaksa mengobatinya dengan akupuntur dan berkata sebenarnya tubuhnya menjerti karena dipaksa terus memakai hak tinggi. Ki Ja masih gengsi jika harus diobati Woo Jin.

Woo Jin mengajak Seo Jung makan malam. Dia meminta pendapat Seo Jung mengenai kemungkinan dirinya masuk jajaran pimpinan Style. Seo Jung berharap Woo Jin dapat memperlakukan Style sebaik dia memperlakukan makanannya. Dia mendukung Woo Jin untuk mempelajari hal-hal baru tentang majalah fashion. Woo Jin berkata bahwa Majalah Style adalah impian ibu dan ayahnya. Sehingga bagaimanapun dia harus terlibat.

Menjelang pemilihan pemimpin umum di Style terlihat tegang. Para pendukung Woo Jin menggunakan baju putih-putih dan para pendukung Son menggunakan baju warna hitam termasuk Park Ki Ja. Di ruang ganti Seo Jung mengenali ada tas dan baju Reoun koleksi yang sudah jarang ditemukan. Dia penasaran apa itu produk yang asli atau imitasi.

Ternyata tas dan baju itu milik Nyonya seorang pemegang saham Style yang akan hadir di rapat pemilihan pimpinan style yang baru. Nyonya itu biasanya tidak pernah datang ke RUPS hari itu dia tiba-tiba datang berpakaian putih mendukung Woo Jin. Son dan Ki Ja stres. mereka kalah suara.

Mantan pemimpin umum Style, Son meminta Ki Ja mengundang Woo Jin makan malam. Ki Ja mencari Woo Jin yang ternyata sedang pindah rumah. Dia dengan sinis menyampaikan undangan Son kepada Woo Jin. Kakak tirinya Son, mengenalkan secara resmi pemimpin redaksi majalah Style Park Ki Ja. Kakak tirinya minta Woo Jin memperhatikan masukan dan saran Ki Ja dalam menjalankan kepemimpinannya di Style.

Setelah makan malam Ki Ja dan Woo Jin masih terlibat perang dingin. Walaupun begitu Woo Jin ingin Ki Ja mengantarkannya ke kantor Style untuk berjalan jalan. Dia menunjukkan kantor redaksi Style dan tempat para editor/redaktur bekerja. Sambil di kantor Ki Ja terus memojokkan Woo Jin bahwa apapun jabatan Woo Jin di Style tak akan berpengaruh baginya.
“Penggantian itu sama hal nya seperti mengganti warna cat kuku”, kata Ki Ja meremehkan.

Woo Jin kesal terus dipojokkan dan diremehkan Par Ki Ja. Dia ingin menghentikan mulut Ki Ja yang bawel dia mencium Ki Ja. Woo Jin berkata dia hanya membalas apa yang pernah Ki Ja lakukan padanya dulu. Woo Jin juga membalas bahwa pernah tidur bersama Ki Ja atau berciuman juga sudah tidak berarti apa-apa.

Min Joon juga ternyata belum pulang dari kantor. Dia melihat Woo Jin mencium Ki ja dan mendengarkan pembicaraan mereka. Min Joon cemburu dan patah hati.

Min Joon mendatangi rumah Ki Ja. Ki Ja tidak menyangka kedatangan Min Joo yang terlihat aneh. Min Joon juga serta merta ingin mencium Ki Ja, Ki ja sempat menghindar dan menamparnya. Min Joon kecewa dia berkata dia melihat Ki Ja dan Woo JIn tadi di kantor dan mendengar pembicaraan mereka. Min Joon menangis membicarakan cinta mereka dulu dengan Ki Ja. Ki Ja menyalahkan Min Joon bahwa hubungan mereka dulu tidak bisa dipertahankan dan dilanjutkan lagi karena Min Joon.

Min Joon pulang dengan perasaan remuk. Sampai di rumah dia langsung masuk kamar. Seo Jung yang melihatnya heran. Dia mengetuk kamar Min Joon dan memintanya makan malam. Min Joon sedang tiduran dan menyuruh Seo Jung masuk. Seo Jung kaget melihat Min Joon tengah menangis. Min Joon curhat bahwa dia dulu datang ke korea karena kesepian lalu pergi mencari sesuatu yang dia dambakan.
“Tapi kini yang aku dambakan telah hilang. Dan tak mungkin aku memilikinya lagi”, kata Min Joon sambil menangis.

Seo Jung berusaha menenangkan Min Joon sambil memegang tangannya, Seo Jung juga menghapuskan air matanya. Min Joon ingin bersandar di bahu Seo Jung.

Park Ki Ja merasa bersalah pada Min Joon, lalu dia menuju rumah Min joon. Dia ke kamar Min Joon dan kaget karena Min Joon tengah berdekatan dengan Seo Jung di kamarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar