Sabtu, 26 Juni 2010

Style (Episode 14)


Sinopsis Style
Episode 14


Program mencari investor dari pembaca setia dihadiri oleh Seo Woo Jin, Son Byung Yi, dan Lee Bang Ja sebagai 3 pemegang saham terbanyak di Style. Seo Woo Jin telah angkat tangan tanda setuju. Tak lama kemudian Lee Bang Ja pun mengangkat tangannya tinggi-tinggi, semua bertepuk riuh.

Son Byung Yi merasa keki. Lee bang Ja menyindirnya, Son Byung Yi pun terpaksa mengangkat tangannya dengan setengah hati sambil tersenyum dipaksakan. Dengan dukungan pemegang saham terbesar, programpun dinyatakan berjalan.

Seo Jung di rumah kelelahan. Dia berkata pada Min Joon rasanya seluruh tubuhku sakit tak bisa bangun.

“Bukannya tadi di restoran banyak makanan enak, kamu malah minta dibuatkan mie instan”, kata Min Joon.

Seo Jung ingin makan mi instan, tapi rasanya tidak berat untuk bangun. Min Joon akan menyuapi dia.

Seo Jung malu dia langsung bangun. Dia merasa Min Joon selalu memanjakannya. Min Joon berkata dia akan kembali ke London.
“Rasanya aku sekarang akan lebih kehilanganmu dari pada Park Ki Ja”, kata Min Joon.

Akhirnya edisi 202 berhasil terbit walau dengan jumlah halaman yang menipis. Isue kesulitan yang dihadapi Style justru mendukung simpati dan penasaran banyak orang. Majalah style langsung habis terjual, rekor setelah sekian tahun tercapai lagi. Di kantor bel dibunyikan tanda majalah habis terjual. Mereka semua bersorak.Tawaran wawancara dan sponsor pun mulai datang.

Para staf merayakannya dengan berolahraga bersama. Olahraganya unik sepakbola dengan aturan seperi base ball. Park Ki ja tampak begitu bahagia, baru kali ini ngeliat Park kija tertawa. Park Ki Ja meminta maaf kepada Seo Woo Jin, dia menyadari dirinya tidak pintar meminta maaf dan berterimakasih. Park Ki Ja berkata bahwa saat dia tahu Seo Woo Jin meminjam uang sampai menggadaikan restorannya dia sebenarnya terharu tapi dia sukar mengakuinya. Ki ja lalu berlari lagi dengan riang.

Son byung yi tentu kesal dengan prestasi Style. Dia mengundang Ki Ja makan bersama. Dia kembali menawari Ki Ja kembali ke pihaknya.Dia ingin menghancurkan Seo Woo Jin tapi dia tentu lebih memilih Style. Ki ja ragu. Style masih mempunyai hutang sebesar 2.1 miliar kepada grup Rian. Itu tidak sebanding dengan uang yang di setor Woo Jin dan harga restorannya. Presdir Son menyindir Ki Ja bahwa tentu akan lebih menyakitkan bagi Ki Ja jika melihat Seo Woo Jin hancur. Ki Ja tidak bisa meninggalkan Style, dia lalu mengembalikan kunci mobil yang pernah dibelikan Son Byung Yi untuknya.

Park Ki Ja kembali stres, perutnya juga sering sakit. Dia datang ke rumah Woo Jin. Saat menyentuh tangan KI Ja dia tahu Ki Ja sedang sakit. Mantan dokter alternatif…gitu loh

“Tanganmu begitu dingin, denyut nadimu juga lemah”.

Woo Jin merawat Ki ja dia merendam kaki Kija dengan air panas. Ki ja kepanasan tapi dengan sabar woo jin terus merawatnya.

“Bukankah akan lebih enak jika kau hidup bersamaku, ada yang merawatmu jika kamu sakit, ada yang membantumu dan menemanimu”, kata Woo jin. Ki Ja pasti tersanjung tapi dia masih ragu.

Lee bang Ja malam-malam datang ke kantor Style. Dia bertemu Ki Ja. Dia berencana memberikan cek kpada Ki Ja. Dia percaya pada kesungguhan Ki Ja dia memberi cek 100 juta won untuk Style. Lee Bang ja berkaa uang itu tidak perlu dikembalikan.

Lee Bang Ja kemudian menemui SEo Woo Jin, dia berkata akan membantu Style dan menjadikannya partner tanpa campur tangan dengan syarat Park Ki Ja harus tetap menjadi Pemimpin Redaksinya. Lee bang ja berkata Park Ki Ja adalah jantung dari Style. Seo Woo Jin berkata Lee Bang Ja tidak perlu khawatir karena Style itu sangat berarti untuk Park Ki Ja.

Seo Woo Jin menemui Park Ki Ja di kantor dia memberikan kabar gembira dari Lee Bang Ja. Bahwa asal Park Ki Ja tetap menjadi Pemimpin Redaksi semua akan beres.

Park Ki Ja lalu berkata

“Kalau begitu kamu bisa mengundurkan diri dari Style”, katanya dingin. Son Byung Yi pasti tak berhenti sampai kamu hancur”

Woo Jin kaget karena tiba-tiba Ki Ja berubah sikap lagi padanya.
Park Ki Ja sebenarya ingin berjuang bersama Woo Jin tapi dia sangat tidak ingin melihat Seo Woo Jin hancur. Dia berusaha menutupi perasaannya terhadap Woo Jin.

Ibu kandung Seo Jung menemui Seo Jung di restoran, dia berkata ingin pergi belajar ke luar negeri. Selam ini dia tidak bisa pergi karena dia ingintahu terus kabar tentang Seo Jung. api sekarang dia ingin fokus pada dirinya sendiri. Dia mengucapkan selamat tinggal pada Seo Jung. Seo Jung menangis dia merasa tas saja lebih berharga dari pada dia. Seo Woo Jin menghiburnya

“Paling tidak ibumu berusaha mengajarkan cara mengucapkan selamat tinggal padamu”, katanya.

Saat pulang ke rumah Seo Jung melihat ada bingkisan untuk dirinya. Dia membuka bingkisan itu, sebuah gaun pengantin dari ibunya. Ibunya ingin ketika suatu saat Seo Jung menikah, anaknya mau memakai gaun itu.

Malam-malam Min Joon memberesi barang-barangnya di kantor. Dia mendengar bunyi hp berdering dari ruang kerja Park Ki Ja. Dia masuk ke sana. Park Ki Ja dia temukan pingsan di lantai.

Min Joon membawa dia ke klinik. Park Ki Ja tidak mau menceritakan apapun tentang kondisinya. Dia hanya berkata anemia ,hemoglobinnya turun karena banyak pendarahan. Sebenarnya kali ini penyakitnya parah, ada tumor di rahimnya yang harus diangkat. Namun resikonya rahimnya jadi tidak normal. Dia tidak akan bisa punya anak.

“Tapi bukankah kau juga tidak ingin menikah bukan?”, kata dokter yang juga sahabatnya.
Min Joon mengantar Park Ki Ja ke rumah. Mereka telah membeli banyak sayuran dan makanan bergizi. Min Joon membantu Ki Ja menyiapkan makan malam. Ki Ja kembali mengatakan dirinya baik-baik saja. Dia berkata akan menjaga kondisinya dengan makan makanan bergizi.
Seo Wo Jin menemui Ki Ja di depan rumahnya. Ki Ja sebenarnya tidak siap bertemu Woo Jin.

“Jadi setelah kamu mendapat partner baru (Lee bang Ja) kamu ingin menendangku keluar?”, kata Woo Jin kecewa.

Dengan kondisinya sekarang Ki Ja berniat melepaskan Woo Jin, Ki ja merasa tak punya lagi harapan untuk menikah dan punya anak.

“Sebenarnya hubungan kita tidak buruk, tapi karena kamu tidak berniat (resmi) menikah lebih baik kita akhiri saja. Kamu uruslah restoranmu. Seo Woo Jin sebagai chef sepertinya lebih menarik”, kata Ki Ja sok dingin.

“Park Ki Ja, kamu pintar sekali mempermainkan laki-laki ya”, Woo Jin kecewa, dia merasa dicampakkan.

Ki ja langsung berlagak berbalik dan pergi.

Setelah Ki Ja jalan beberapa langkah, Woo jin berteriak

“Aku mencintaimu!”. , katanya pada Ki Ja. Langkah Ki Ja terhenti, dia terhenyak. Tapi dia pura-pura tak peduli dan terus berjalan masuk ke dalam rumah. Dia ingat perkataan dokter tentang penyakitnya, hatinya terluka.

Di rumahnya Min Joon pamit untuk pulang. Dia meminta seniornya itu untu mencoba hubungan dengan Seo Woo Jin.

“Ada yang menemanimu makan malam. hidup seperti itu tidak jelek”., kata woo jin

Dia berkata akan pulang ke London beberapa hari lagi.Saat Min Joon akan pergi, Ki Ja memeluk Min Joon.

“Aku dulu mencintaimu”, kata Min Joon

“Aku baru tahu rasanya, dulu pasti kamu merasa kesepian”, Ki Ja sekarang juga merasa dirinya hampa .

“Jangan pergi…”, kata Ki Ja, dia merasa tak punya siapa-siapa lagi sekarang

Di luar ternyata Seo Woo Jin belum pulang. Dia melihat Ki Ja dan Min Joon tengah berpelukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar