Jumat, 18 Juni 2010

Mr.Goodbye (Episode 7)

Sinopsis Mr. Goodbye
Episode 7


Hari sudah pagi. Soo Jin bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar Hyun Suh untuk membangunkannya. Belum sempat ia mengetuk pintu, Soo Jin mendengar Hyun Suh menelepon seseorang.

"Halo?" ujar Hyun Suh, masih mengantuk.

"Good morning." ujar orang diseberang saluran. Young In. "Your baby, Bokja (penggorengan) sedang bicara. Ada yang bisa kubantu?"

"Ba... baby?" gumam Hyun Suh. "Jam berapa sekarang? Bokja, kau sedang apa? Kau sendirian?"

"Tentu saja sendirian!" kata Young In. "Kau takut aku bersama seorang pria pada jam segini?"

"Tidak apa-apa jika kau bersama pria." kata Hyun Suh.

Soo Jin mengetuk pintu. Hyun Suh menurunkan ponselnya. Di seberang saluran, Young In terus saja mengoceh.

"Kau sudah bangun?" tanya Soo Jin. Young In bisa mendengar suaranya. "Apa kau sedang menelepon? Turunlah jika kau sudah selesai."

Setelah Soo Jin keluar, Hyun Suh bicara lagi dengan Young In.

"Apa kau sudah di hotel?" tanya Young In. "Kedengarannya seperti ada seseorang disampingmu."

"Sekarang sudah tidak ada lagi." kata Hyun Suh. "Kita bertemu saat makan siang. Aku akan menjawab semua pertanyaanmu."

Young In sangat kesal. Ia berpikiran bahwa Hyun Suh hanya berniat mempermainkannya.

"Mungkin saja itu pelayannya." gumam Young In, berpikiran postitif. "Pelayannya yang masih muda. Tapi kenapa ia bicara dengan bahasa tidak formal?" Ia berpikir. "Ah! Mungkin karena pelayannya bukan berasal dari negara ini, jadi ia hanya bisa bicara bahasa Korea yang tidak formal. Ya, ya, benar."

Ponsel Young In berbunyi. "Yobbo!" panggilnya di telepon. Yobbo adalah panggilan untuk suami/istri.

Dari seberang saluran, Kyle bingung. "Nona Choi Young In?" tanyanya.

Young In terkejut dan melihat nama di layar ponselnya. Kepala Pengawas. "Ah, Kepala Pengawas!" serunya.

"Aku ingin mengajakmu sarapan bersama." kata Kyle.

Young In hendak menolak. "Aaaahhh.. aku masih di tempat tidur..."

Mendadak terdengar suara di bus. "Pemberhentian berikutnya..."

Kyle tersenyum. "Kiat bertemu di dekat hotel." katanya.

"Ya." jawab Young In terpaksa.

Pagi itu, Hyun Suh, Soo Jin dan Yoon telihat layaknya sebuah keluarga. Hyun Suh membantu Soo Jin memotong rumput, namun Hyun Suh tidak bisa menggunakan alat pemotong rumput. Yoon menawarkan mengajari Hyun Suh, tapi Hyun Suh menolak. Mereka berdua berebut mesin pemotong rumput. Soo Jin hanya tersenyum.

"Kau mengatakan pada Yoon bahwa ayahnya spiderman?" tanya Hyun Suh. "Kenapa? Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya."

"Apakah baik jika aku mengatakan yang sebenarnya?" tanya Soo Jin.

"Ya, tentu saja."

Soo Jin hanya tersenyum tipis.

Kyle memberikan sebuah hadiah untuk Young In. "Ini, ambillah." katanya. "Itu hadiah dari pelanggan. Pelangganmu yang pertama, yang kau berikan kancing bajumu. Dia mengatakan terima kasih. Ia juga akan mengadakan pesta pertunangan di hotel kita."

"Itu bagus!" seru Young In senang.

"Ia ingin kau bertanggung jawab atas pestanya." kata Kyle. "Sebagai Ketua, aku menawarkan diri dan berjanji padanya untuk menjadikan pesta itu sempurna, tapi dia menolak."

"Tidak mungkin." kata Young In.

"Ya. Kau harus kembali atau menolak sendiri permintaan pelanggan."

Young In tetap menolak. Ia memberikan sebuah kartu nama dan menawarkan diri untuk membuat bunga yang indah untuk pesta pertunangan wanita itu.

Kyle diam. Ia menatap Young In lekat-lekat kemudian memegang pundaknya. "Nona, Young In. Aku adalah atasanmu. Tidak peduli kau melakukannya dengan benar atau tidak, aku yang akan bertanggung jawab. Direktur juga sudah setuju."

Young In tidak menjawab. Ia memberikan setangkai bunga pada Kyle, kemudian pergi.

Di hotel, Young Kyu tidak bisa berhenti memikirkan Young In. Apa alasan Young In berhenti bekerja di hotel itu?

Hyun Suh mengamati rekaman aktivitas seorang wanita, yakni Sekretaris Oh. Wanita tersebut bertemu dengan seorang pria di sebuah restoran. Hyun Suh mencoba melihat siapa pria itu, tapi yang kelihatan hanyalah bagian belakangnya saja.

Kyle masuk ke ruangan.

Pandangan Hyun Suh tetap terpaku pada video. Pria yang bicara dengan si wanita menoleh. Rupanya ia adalah Kang Chul Goo.

"Ini mengenai Nona Young In." kata Kyle. "Aku berkata ini bukan hanya sebagai atasannya, tapi aku juga memiliki ketertarikan pribadi padanya."

"Lalu?"

"Aku ingin meminta bantuanmu." kata Kyle. "Kuharap kau bisa bersikap baik pada Choi Young In saat bekerja. Kau memberiku tanggung jawab terhadapnya dan aku tahu persis bahwa ia ingin bekerja di hotel ini."

Kyle hendak pergi, tapi Hyun Suh menahannya. "Tunggu." katanya. "Bukankah kau datang ke Korea karena aku? Kau selalu memandangku dengan ekspresi seakan-akan aku telah mencuri sesuatu darimu."

"Aku tidak memiliki apapun yang bisa kau curi." jawab Kyle datar. "Belum."

Hyun Suh tersenyum dan mengajak Kyle minum bersamanya kapan-kapan.

Hyun Suh kembali ke ruangannya. Ia menatap sekretarisnya lekat-lekat.

"Ada apa?' tanya sekretaris.

"Apa yang dilakukan Manager Umum akhir-akhir ini?" tanya Hyun Suh.

"Belau bekerja dengan baik." jawab Sekretaris. "Mereka bilang Manajer hanya memikirkan soal hotel. Mungkin karena itulah orang-orang menyebutnya membosankan."

"Apakah ia bersikap seperti itu padamu juga?" tanya Hyun Suh. Ia mendekati Sekretarisnya dan menyentuh kalung yang dikenakannya. "Ini asli." katanya.

Diam-diam, resepsionis mengintip mereka.

Seorang pria keluar dari sebuah ruangan. Pria itu tidak lain adalah pria yang memiliki mini kaset. Ia mengambil sepotong selotip, kemudian menempelnya di antara daun pintu.

Setelah itu, Kyle datang. Ia mengeluarkan kunci pintu sebuah kamar hotel, hendak menyusup masuk.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kang Chul Goo.

Kyle menyimpan kunci ke dalam sakunya."Seorang tamu meninggalkan kuncinya di suatu tempat dan tidak bisa menemukannya." jawabnya. "Aku datang untuk membukakan pintu."

"Begitu." ujar Chul Goo. "Aku mencari kunci master dan mereka mengatakan padaku bahwa kau mengambilnya."

Kyle menyerahkan kunci tersebut pada Chul Goo. Chul Goo menyuruh Kyle pergi.

Hyun Suh mengendarai mobilnya dan berhenti di depan toko bunga tempat Young In bekerja. Ia menekan klakson agar Young In menoleh. Tapi Young In cuek. Hyun Suh menekan klakson lagi dan lagi. Young In merasa kesal dan menyiram mobil Hyun Suh dengan air kran.

"Masuk." kata Hyun Suh.

"Aku sibuk."

"Ya sudah." Hyun Suh hendak menjalankan mobilnya lagi.

"Baik, baik, aku mengerti" Young In berteriak pada atasannya bahwa ia akan pergi sebentar. Belum sempat atasan Young In menjawa, Young In sudah pergi bersama Hyun Suh.

"Berapa waktu yang kau miliki?' tanya Hyun Suh.

"30 menit."

"Karyawan bilang 30 menit, tapi bos berpikir 15 menit." kata Hyun Suh. "Kita akan melakukan semuanya dalam waktu 15 menit. Makan siang, menjawab semua yang ingin kau tahu, dan cuci mobil."

Young In melongo.

"Tutup mulutmu!" seru Hyun Suh. "Kita bisa melakukan semuanya."

Hyun Suh mengajak Young In makan di mobil sembari mobil tersebut dicuci.

"Aku bangun jam 6." kata Hyun Suh. "Aku selalu sarapan. Hal yang kulakukan pertama kali adalah melihat langit-langit dan memikirkan mengenai pekerjaan hotel. Dan kau bertanya apa lagi? Apakah aku hidup sendiri? Aku hidup bersama seorang teman. Ia memiliki seorang anak juga."

"Aku mendengar suara seorang wanita. Jadi ia sudah menikah."

"Ya." jawab Hyun Suh. "Tapi dia sudah bercerai."

Young In terdiam. "Berarti dia lajang?" tanyanya. "Apa dia lebih cantik dariku?"

"Kurang lebih." jawab Hyun Suh.

"Kalau begitu, apakah aku perlu merasa cemas?" tanya Young In polos.

"Walaupun bukan karena Soo Jin, kau selalu hidup cemas." jawab Hyun Suh.

Young In menceritakan pada Hyun Suh mengenai Kyle yang memintanya bekerja lagi di hotel.

"Kau bertemu dengannya?!" tanya Hyun Suh. Ia terlihat kesal.

Secara tidak langsung, Young In meminta Hyun Suh menciumnya.

"Apa kau tidak pernah berciuman dengan mantan pacarmu?" tanya Hyun Suh. "Kenapa kau sangat ngotot mengenai ciuman? Kau serius atau hanya bercanda? Seorang gadis mengatakan hal seperti itu..."

Young In terlihat kesal. Ia memasang sabuk pengamannya.

"Walaupun mungkin kau hanya bercanda, tapi aku menganggapnya serius." kata Hyun Suh. "Jadi jangan katakan lagi. Mengerti?"

"Lain kali, datang ke tempat yang cuci mobilnya lebih lama." pinta Young In.

Malam itu, Young In pulang ke rumah sambil bernyanyi-nyanyi. Young Kyu menatapnya dari belakang.

Tidak lama kemudian, ponsel Young In berdering. Ia mengangkatnya, tapi tidak ada suara dari seberang saluran. Rupanya Young Kyu yang menelepon dari belakang Young In.

"Ini ayah." ujar Young Kyu.

"Apa?!" Young In menoleh dan melihat ayahnya ada di belakangnya.

"Kudengar kau berhenti." kata Young Kyu. "Kembalilah. Aku yang akan berhenti. Jika saja aku segera pensiun."

"Kenapa kau berhenti?" tanya Young In dingin. "Karena aku? Kenapa kau tiba-tiba peduli?"

"Kudengar kau seperti kepala keluarga." ujar Young Kyu.

"Kau ingin mengatakan bahwa kau keluar demi kami?" tanya Young In. "Ya, aku memang keluar karena kau. Aku keluar agar kau menjadi tidak nyaman dan merasa bersalah karena membuatku keluar. Tapi, sekarang kau ingin keluar? Seharusnya kau bersembuyi dari kami dengan lebih baik. Kau sudah bersembunyi dengan baik selama 15 tahun. Jika kau membuat ibu menangis lagi, maka aku tidak akan tinggal diam."

Pengawas cctv mengatakan pada Hyun Suh bahwa banyak gosip yang mengatakan mengenai alasan kedatangan Hyun Suh ke Korea. "Mereka tidak terlalu yakin, tapi mereka tahu bahwa sesuatu sedang terjadi dan mereka manjadi tidak nyaman." katanya.

Tapi Hyun Suh beranggapan ada yang lebih besar dari sekedar ketidaknyamanan.

Di sekolah, guru menyuruh Yoon dan murid-murid yang lain untuk menggambar ayah dan ibu mereka. Yoon terlihat sedih.

Hyun Suh bertanya pada Young Kyu kenapa Young Kyu tidak melapor padanya.

"Ia bilang itu tidak perlu." ujar Park Jung Min, membantu Young Kyu menjawab.

"Kenapa?" tanya Hyun Suh tenang.

Jung Min meminta Young Kyu pergi.

"Ya. Akulah yang memerintahkan semua." kata Jung Min. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Kalau begitu, aku akan mengambil semua yang menjadi tanggung jawabmu." jawab Hyun Suh seraya berjalan pergi. Membuat Jung Min kesal setangah mati.

Yoon menggambar ibunya dan spiderman.

"Dia menggambar spiderman!" kata seorang anak. "Bodoh! Bodoh!"

Teman-temannya mengejek, tapi Yoon hanya diam dan tersenyum, memandang gambar buatannya.

Pengurus rumah mengatakan pada Soo Jin di telepon bahwa Yoon sudah diantarkan pulang oleh sekolah, tapi Yoon tidak masuk ke rumah, malah pergi entah kemana. Soo Jin bergegas pergi.

Rupanya Yoon masih ada di sekolah, menatap gambar ibunya dan spiderman dengan sedih.

Yoon berjalan seorang diri dan berhenti di depan Empire Hotel. Ia masuk ke dalam hotel tersebut.

"Hei, Nak!" panggil resepsionis. "Kau tidak boleh masuk ke hotel membawa ayam."

Yoon terlihat sedih.

"Nak, apa kau sendirian?" tanya Kyle ramah.

Resepsionis berubah ramah. "Siapa namamu, Anak kecil?"

"Kau memakan tikus." kata Yoon pada resepsionis.

"Kau mencari siapa?" tanya resepsionis, mencoba sabar.

"Orang yang tinggal denganku." jawab Yoon.

"Siapa?" tanya Kyle.

"Yoon Hyun Suh."

Tidak lama kemudian, Hyun Suh datang. "Yoon, kau datang sendirian?" tanyanya. Yoon mengangguk. "Apa ibu tahu?" Yoon menggeleng. "Jadi kau datang tanpa sepengetahuan ibu?" Yoon mengangguk. "Ia pasti cemas. Ayo kita telepon dia."

Kyle dan resepsionis memandang aneh ke arah mereka

"Jangan!" larang Yoon.

Akhirnya, Yoon mengajak Hyun Suh makan di sebuah restoran ayah cepat saji.

"Kau bertingkah aneh hari ini." kata Hyun Suh. "Kenapa kau melakukan hal yang tidak "Paman, aku benar-benar berharap Spiderman adalah ayahku." kata Yoon sedih.

"Spiderman hanyalah seorang aktor." ujar Hyun Suh menjelaskan. "Ia tidak bisa mengeluarkan jaring laba-laba dari tangannya atau berayun di antara gedung. Semuanya hanyalah efek film. Dia tidak hebat."

Yoon kesal. Ia melempar tulang ayam ke atas piring. "Memangnya aku bilang dia orang hebat? Memangnya aku ingin ayahku adalah orang hebat?"

"Lalu?"

"Aku hanya ingin seorang ayah!" kata Yooon. "Punya seorang ayah seperti orang-orang yang lainnya."

"Seharusnya kau mengatakan ini pada ibumu, bukan aku." protes Hyun Suh.

"Ibu akan menjadi cemas dan marah." jawab Yoon. "Teman-teman meledekku. Yang ada di sampingku hanya ayam-ayam ini."

Hyun Suh menarik napas iba.

Resepsionis menelepon Young In dan menanyakan hubungannya dengan Hyun Suh. Ia mengatakan pada Young In bahwa Hyun Suh berselingkuh dengan sekretaris Oh. Bukan hanya berselingkuh dengan satu atau dua orang bahkan Hyun Suh juga memiliki seorang anak. "Anak itu benar-benar mirip direktur!" katanya.

Karena Young In tidak percaya, resepsionis menjadi marah dan menutup telepon.

Hyun Suh berjalan pulang bergandengan tangan dengan Yoon. Hyun Suh mengatakan pada Yoon bahwa mereka sama. Sama-sama belum pernah melihat wajah ayah mereka.

Hyun Suh mengajak Yoon bermain di hotel. Ponselnya ia tinggal di ruangannya sehingga ketika Young In menelepon, Hyun Suh tidak mengangkatnya.

Tidak lama kemudian, Soo Jin datang berlari-lari panik, menanyakan sebuah ruangan pada resepsionis.

Kyle menelepon Young In dan memintanya mengirim bunga ke hotel.

Disisi lain, Ibu Young In datang ke hotel untuk menemui putrinya. Resepsionis hotel mengatakan bahwa Young In sudah keluar.

Young in datang ke hotel mengantarkan bunga Anggrek berwarna ungu. Kyle melihat kedatangannya dari lantai 2.

Begitu Soo Jin datang, ia langsung memarahi dan memukuli pantat Yoon. "Katakan padaku ada apa denganmu! Katakan!" serunya marah.

"Berhenti." kata Hyun Suh seraya menggendong Yoon untuk melindunginya. "Berhenti memukulinya. Kau bisa memberitahunya tanpa memukul."

"Jika ia melakukannya sekali, ia akan melakukannya lagi." kata Soo Jin,. "Ia menutup mulutnya dan tidak pernah bicara padakuu untuk waktu yang lama. Ia baik-baik saja tapi suatu ketika ia melakukan ini. Aku tidak pernah tahu apa yang ia pikirkan."

Hyun Suh membela dan menenangkan Yoon.

Yoon keluar. Tanpa sengaja ia menyenggol Young In yang sedang membawa bunga.

Young In masuk ke ruangan. Saat itu, Hyun Suh sedang menenangkan Soo Jin dengan menepuk bahunya.

Soo Jin seperti hendak mengatakan sesuatu, namun ragu. Akhirnya ia pulang bersama Yoon.

Young In meletakkan bunga di depan ruangan tersebut kemudian pergi.

Young Kyu menemui Hyun Suh dan bicara padanya. Ia mengatakan bahwa ketika ia dan teman-temannya mabuk, ia mengatakan semua rahasia hotel. "Tanpa tahu ia wartawan, aku mengatakan segalanya." katanya. "Jika sampai tersebar, hotel kita akan tutup. Setelah memberinya uang $50.000 akhirnya aku bisa membuatnya tutup mulut. Aku menggunakan uang hotel. Haruskah... haruskan aku mengundurkan diri?"

"Kau selalu mengatakan hal yang sama lagi dan lagi." kata Hyun Suh.

"Maafkan aku." ujar Young Kyu. "Aku harus berhenti, bukan?"

Hyun Suh mencoba menelepon Young In, tapi Young In selalu menolak teleponnya.

Saat itu, Young In sedang bersama Kyle di dalam mobilnya. Kyle mencoba membujuk Young In agar kembali ke hotel. Tapi Young In sepertinya tidak terpikir untuk kembali bekerja disana.

Karena Young Kyu mabuk, Hyun Suh mengantarnya pulang ke apartemennya.

Belum sempat Young Kyu turun, ia malah muntah di mobil Hyun Suh.

Young Kyu turun dari mobil dan berjalan keluar. Ia terjatuh di trotoar.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Hyun Suh, mencoba memapah Young Kyu dengan jijik. Sambil memapah, ia menutup hidungnya dengan saputangan karena Young Kyu sangat bau.

Disaat yang sama, Kyle mengantar Young In pulang ke apartemen.

Mereka terkejut ketika melihat Hyun Suh sedang memapah Young Kyu yang mabuk parah.

Kyle bergegas membantu mereka. "Nona Young In, masuklah."

"Kepala, kau pulanglah lebih dulu." ujar Young In pada Kyle. Hyun Suh tersenyum menang. "Direktur, kau juga." tambah Young In.

Kebetulan Jae Dong keluar dari apartemen untuk membuang sampah. Young In menyuruhnya membawa Young Kyu ke dalam sementara ia yang akan membuang sampah.

Dengan acuh, Young In melewati Kyle dan Hyun Suh.

"Kau tidak melihatku?" tanya Hyun Suh. "Bokja! Ayo kita cuci mobil.

Young In berbalik. "Apa?"

"Ayo kita cuci mobil." ulang Hyun Suh.

"Kau sudah melakukannya kemarin." kata Young In.

"Karena kau suka, ayo kita cuci mobil yang sangat lama. Bersama." kata Hyuh Suh, memanas-manasi Kyle.

Young In diam.

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar