Jumat, 18 Juni 2010

Mr.Goodbye (Episode 6)

Sinopsis Mr. Goodbye
Episode 6


"Kakak, ibu kelihatan aneh." kata Jae Dong. "Dia tidak memasak atau mengunciku dalam kamar. Dia juga tidak mengomel menyuruhku belajar. Dia tidak mengomel sama sekali! Dia tidak bicara apapun sepanjang hari."

Young In memukul kepala Jae Dong. "Jika ia tidak memasak makanan, kau bisa membuat makanan sendiri." katanya. "Hanya karena ibu tidak mengomel, bukan berarti kau boleh tidak belajar. Dia manusia, jadi kadang-kadang bisa merasa sedih. Apalagi dia seorang wanita."

"Dia bukan wanita." kata Jae Dong. Entah kenapa hidungnya mengeluarkan darah.

Ponsel Young In berdering. "Dimana kau?" tanya seorang pria di seberang saluran.

"Darah? Aku berdarah!" teriak Jae Dong panik. "Darah!!"

Setelah menutup telepon, sikap Young In jadi aneh. Jae Dong curiga.

Hyun Suh menemui Young In di taman bermain dekat apartemen.

"Kenapa kau mencariku?" tanya Young In. Karena Hyun Suh tidak menjawab, Young In kesal dan bermain putar-putaran.

"Berhenti berputar." perintah Hyun Suh.

"Kau bukan atasanku lagi dan aku bukan wanita yang menginginkan uang $60.000 darimu." bantah Young In. "Jadi berhenti memberikan perintah padaku."

Hyun Suh menunjukkan foto Young In. "Mengenai ini."

"Ini.. Kau mengikutiku?" tanya Young In, terkejut.

Hyun Suh mengangguk. "Ya." jawabnya jujur.

"Kenapa?"

"Tidak tahu."

"Berikan padaku!" kata Young In seraya mencoba mengambil foto itu dari Hyun Suh, tapi Hyun Suh mengelak dan malah memasukkan foto itu ke dalam saku jasnya.

"Kenapa kau selalu menyerah saat tengah melakukan sesuatu?" tanya Hyun Suh.

"Ah, pekerjaan hotel..." gumam Young In.

"Ada lagi." kata Hyun Suh. "Cinta segitiga. Apa kau mau membatalkannya? Kau menyerah?"

Young In kesal hendak berjalan pergi.

Hyun Suh memanggilnya lagi. "Apa kau bersungguh-sungguh?" tanyanya. "Kenapa kau mengatakan itu? Apa karena kau tidak ingin terlihat bodoh di depan teman-temanmu?"

"Kenapa kau menanyakan ini lagi?" tanya Young In. "Percakapan ini sudah lama selesai."

"Jangan mengelak. Aku sedang sibuk. Cepat jawab pertanyaanku."

"Kau selalu seperti ini. Hanya peduli dirimu sendiri." ujar Young In ngedumel. "Di dunia ini, hanya kau yang sibuk dan kaupikir kaulah yang terbaik."

"Lalu kenapa kau menyukaiku?" tanya Hyun Suh. "Kenapa kau tidak pergi dan bilang, 'bakar dan goreng' saja?"

"Kau sendiri, kenapa mengikuti mantan karyawan ke stasiun kereta? Kenapa mencuri fotoku?" tuntut Young In. "Kalau kau sibuk, pergi saja."

Young In beranjak pergi, tapi Hyun Suh menarik tangannya. Jae Dong mengintip dari jauh.

Young In bingung.

"'Bakar dan goreng', bagaimana kau melakukannya?" tanya Hyun Suh. "Kau pernah mengatakannya."

"Itu... kau memasukkan minyak dalam penggorengan... kemudian... dibakar dan digoreng..." Young In menarik napas. "Maksudku adalah... ayo berkencan."

Hyun Suh mengangguk. "Baiklah. Ayo kita bakar dan goreng. Puas?" ujar Hyun Suh seraya berjalan pergi.

"Tunggu!" panggil Young In. "Bukankah kau datang karena ingin mengembalikan fotoku?"

"Kau masih belum mengerti? Kenapa kau butuh foto itu?Kau akan kembali bekerja di hotel. Orang yang masuk karena bantuan orang lain tidak bisa pergi begitu saja. Dan jangan pernah berani pergi dariku."

Ketika Hyun Suh sudah kembali ke mobilnya, Jae Dong mendatanginya.

"Aku adalah adik Choi Young In, Choi Jae Dong." kata Jae Dong, mengintip lewat jendela. "Ada hubungan apa antara kau dan kakakku? Aku melihatmu memegang tangan kakakku.. dan jangan coba mengelak karena aku melihatnya sendiri. Aku tahu pikiran laki-laki. Apa kalian sudah pernah... berciuman?"

"Aku sedang buru-buru." kata Hyun Suh.

"Jadi... kalian sudah... Kau! Siapa kau?! Ayo keluar dan bicara!" seru Jae Dong marah.

Hyun Suh menyerahkan kartu namanya pada Jae Dong. "Datang ke hotel dan kita akan bicara di sana. Maaf."

"Seperti yang kau minta, aku menemukan semua video orang yang datang ke ruanganmu selama kau tidak ada." kata pengawas cctv ketika Hyun Suh sudah tiba disana. "Tidak ada orang yang masuk kesana. Satu-satunya orang yang masuk ke ruanganmu hanya sekretarismu. Tidak ada kamera di ruanganmu, tapi ada beberapa kamera tepat di luar ruanganmu."

Hyun Suh berpikir. "Siapa kira-kira yang menyuruhnya?"

"Sebelum kau datang, Sekretaris Oh mulanya adalah sekretaris Park Young Su. Park Jung Min adalah orang yang mempromosikan dia sebagai sekretarismu."

Young In kembali ke kamarnya dengan ekspresi linglung. Setelah berpikir dan mengingat-ingat, ia baru sadar kalau Hyun Suh sudah menerima ajakan kencannya. Young in tersenyum senang.

Setelah selesai berolahraga, Soo Jin menengok Yoon di kamarnya. Tapi kamar tersebut kosong. Soo Jin kemudian mencari Yoon di kamar Hyun Suh. Rupanya mereka sedang tidur berdua dalam posisi yang sama. Soo Jin keluar dan menutup pintu pelan agar tidak membangunkan mereka.

Hyun Suh terbangun dengan kaget ketika menyadari Yoon sedang tidur di sampingnya.

"Yoon!" panggil Hyun Suh, mencoba membangunkan Yoon.

Yoon terbangun ketika Hyun Suh berteriak, "Kookiooo!". Yoon tertawa senang.

"Kenapa kau tidur disini?" tanya Hyun Suh, merasa terganggu. "Cepat keluar."

"Apa kau membenci Yoon?" tanya Yoon sedih.

"Bukan... bukan itu maksudku.." ujar Hyun Suh.

Yoon mengganggu Hyun Suh dengan 'nemplok' pada punggung Hyun Suh.

Pagi itu, Young In berdiri diam di depan hotel. Ia ragu untuk masuk apalagi ketika melihat ayahnya berjalan lewat.

Young Kyu menanyakan pada resepsionis kenapa ia tidak melihat Young In lagi. Resepsionis mengatakan bahwa Young In sudah keluar.

Young Kyu diam dan menjari kepikiran. Ia berjalan berputar-putar di pintu hotel. Resepsionis bingung melihatnya.

Mi Hee hanya murung dan diam seharian. Jae Dong cemas melihatnya.

"Ibu, lihat rambutmu putih. Aku tidak tahu siapa yang menyebakan rambutmu putih begini." kata Jae Dong. Ia menawarkan diri untuk mewarnai rambut ibunya menjadi hitam.

"Ini karena kau, kau kau!" seru Mi Hee seraya memukuli Jae Dong. "Kau dan ayahmu! Aku benci dia! Kau tidak perlu mencabut dan mewarnai rambutku. Yang perlu kau lakukan adalah jangan mambuatku stress. Jae Dong... buat ibu bahagia!" Mi Hee menangis.

Young In pergi ke toko tanaman untuk membeli satu pot bunga. Di pintu, ia melihat lowongan pekerjaan di toko tersebut dan mendaftar.

Sekretaris Oh mengatakan pada Hyun Suh bahwa Park Jung Min ingin mengadakan pesta dan ingin Hyun Suh datang. "Ini adalah pesta untuk merayakan kedatanganmu di hotel ini." kata Sekretaris.

"Katakan pada mereka, 'tidak, terima kasih'." ujar Hyun Suh dingin.

"Tapi Direktur, aku sudah memeriksa jadwalmu dan sudah mengatakan pada mereka bahwa kau bisa datang." bujuk Sekretaris.

"Baik, aku akan datang." kata Hyun Suh datar.

Ketika Young In sedang bekerja di toko bunga, Hyun Suh menelepon. "Apa ini penggorengan?" tanyanya. "Reng, ini aku."

"Kenapa kau menelepon?"

"Aku menyuruhmu untuk kembali ke hotel." kata Hyun Suh. "Dimana dan sedang apa kau?"

"Aku bekerja." jawab Young In.

"Bekerja? Dimana?"

"Aku sudah diterima."

"Kau!!!" seru Hyun Suh marah.

"Aku akan meneleponmu nanti." kata Young In seraya menutup telepon.

Tidak lama kemudian, pengawas cctv datang dan memberikan satu buat amplop coklat.

Malamnya, Hyun Suh datang ke sebuah restoran Jepang untuk menemui Park Jung Min dan Choi Young Kyu.

Di sebuah kamar di hotel.

Setelah seorang wanita tidur bersama seorang pria, wanita tersebut mencuri beberapa barang berharga milik pria itu. Selain itu, ia juga mencuri sebuah mini kaset. Barang berharga di pria ia sembunyikan di tas sementara mini kaset ia sembunyikan di sela-sela bajunya.

Pria itu marah dan menjambak si wanita begitu ia membuka tas dan menemukan wanita tersebut mencuri barang-barangnya.

"Tolong!" teriak si wanita. "Apa ada seseorang di luar?"

Kebetulan saat itu Kyle sedang berada tidak jauh dari kamar itu dan mendengar keributan. Kyle mengetuk pintu.

Pria itu membuka pintu. "Aku tidak pernah memanggilmu." katanya. "Ini hanya pertengkaran suami istri."

"Ia bohong! Aku baru bertemu dengannya hari ini!" teriak wanita dari dalam kamar.

"Apakah ini pelacuran?" tanya Kyle tenang. "Izinkan aku masuk atau aku yang membawa kalian berdua keluar."

Hyun Suh berbincang dengan Park Jung Min dan Choi Young Kyu. Secara tidak langsung, Hyun Suh memberitahu mereka bahwa ia mengawasi mereka berdua. Hyun Suh tahu saat Jung Min sedang fitness atau saat Young Kyu sering berkeliaran dekat meja pengawas.

Jung Min meminta Hyun Suh melupakan dan tidak mengungkit pekerjaannya yang lalu, tapi secara terang-terangan, Hyun Suh malah meminta Young Kyu untuk menyerahkan laporan kegiatan hotel yang lalu.

Jung Min dan Young Kyu terlihat sangat marah.

Kyle berhasil menyelamatkan si wanita.

Setelah wanita tersebut pergi ke toilet untuk merapikan penampilan, ia mendatangi Kyle lagi di meja pengawas. "Si brengsek itu memiliki banyak mesin aneh dan benda seperti ini." katanya seraya memberikan sebuah benda kecil berlapis kertas emas seperti coklat. "Aku berencana mendapatkan uang dari benda ini, tapi karena kau sudah menyelamatkan aku, maka aku akan memberikan benda ini padamu. Jika ini memang tangkapan besar, kau harus membagi uangnya denganku. Ok?"

Kyle tersenyum dan menolak. "Tidak perlu." katanya.

"Kau pikir aku hanya memberikan sampah?" tanya wanita itu, cemberut.

Kyle tersenyum dan akhirnya bersedia menerima benda tersebut.

Kyle membuka benda itu. Isinya adalah sebuah mini kaset.

"Apa kau sudah makan?" tanya Kang Chul Goo, mendadak mendekati Kyle. "Keluhan tamu semakin memburuk, bukan? Apa ada keluhan khusus?"

"Keluhan khusus?"

"Yah, walaupun kau memang pengawas, tapi ada hal-hal yang seharusnya tidak kau campuri." kata Chul Goo. "Maksudku, jika ada keluhan yang sulit ditangani, katakan padaku. Aku akan membantumu."

Kyle mengangguk.

Hyun Suh datang ke toko bunga tempat Young In bekerja dan membeli sebuah buket bunga besar. Ia meminta Young In membawa dan mengantar bunga itu.

"Kemana aku harus mengantar bunga ini?" tanya Young In, terengah-engah karena harus membawa buket yang sangat besar.

Hyun Suh tidak mendengarkan Young In. Ia malah mengoceh dan membujuk Young In agar kembali bekerja di hotel. "Jika kau berhenti begitu saja setelah beberapa hari bekerja, bagaimana reputasiku? Kau tidak memikirkan aku?"

"Aku memikirkanmu." kata Young In. "Apalagi akhir-akhir ini."

Hyun Suh dan Young In tiba di sebuah tempat.

"Disini." kata Hyun Suh. "Ayo makan siang."

"Bagaimana dengan bunga ini? Apa akan dikirim ke sini?" tanya Young In, bingung. "Dimana?"

"Aku memberikannya untukmu." kata Hyun Suh. "Aku mengirimnya untukmu."

Hyun Suh mengambil bunga itu dari tangan Young In kemudian menyuruh orang mengirimnya ke apartemen Young In.

Young in melongo.

Young In dan Hyun Suh makan di sebuah restoran. Hyun Suh hanya bisa bengong melihat cara makan Young In yang menjijikkan.

Sesampainya di hotel, Kyle meminta izin Hyun Suh agar ia bisa melatih Young In menjadi pengawas yang baik dan ingin mempromosikannya sebagai Kepala Pengawas.

"Kenapa harus kau yang melatihnya?" tanya Hyun Suh.

"Karena ia datang dengan bantuanmu, tidak ada yang mengakui kemampuannya yang sebenarnya." jawab Kyle. "Tapi aku akan membawanya kembali dan melatihnya."

"Hanya itu?" tanya Hyun Suh. "Kalau begitu, silahkan saja."

Kyle pulang. Ia pergi ke tempat parkir untuk mengambil mobilnya. Melihat lecet-lecet di bagian depan mobil mengingatkannya pada Young In. Ia tersenyum tipis.

Sesampainya di rumah, Kyle menyalakan mini kaset pemberian wanita tadi siang.

"Apa kau sudah menerima dokumen itu?" terdengar suara seorang pria dalam bahasa Inggris. "Empire Hotel Seoul memiliki banyak tingkatan manajer. Karena itulah pekerjaan kita berbahaya. Jika kita terus membiarkan ini berlanjut, akan ada bahaya yang mungkin terjadi."

"Apa karena aku mengatakan tidak?" tanya seorang pria lain dalam bahasa Korea.

"Kabar mengatakan bahwa kau adalah seorang yang pekerja keras, tapi tidakkah kau terlalu memaksakan diri? Kau baru saja tiba." kata seorang pria lain, sepertinya dalam percakapan yang terpisah.

"Apa mereka menutupi pengambilalihan Nikko?"

Mi Hee sengaja menunggu Young Kyu pulang bekerja di luar apartemen.

"Aku akan memberimu waktu 10 hari." kata Mi Hee. "10 hari untuk membawa istri dan anakmu pergi. Tepat setelah 10 hari, aku akan pergi dan memuat sandiwara di depan istrimu."

"Apa kau gila?"

"Ya, aku gila."

Karena harus melakukan operasi mendadak, Soo Jin meminta tolong Hyun Suh untuk menjemput Yoon di tempat latihan bela dirinya.

"Paman, apa kau mengenal ayahku?" tanya Yoon pada Hyun Suh. "Apa kau pernah melihatnya? Apakah ia tampan?"

"Ya." jawab Hyun Suh. "Apa ibumu tidak pernah bercerita?"

"Ibu hanya mengatakan ia sedang sibuk di Amerika." jawab Yoon. "Dia sangat sibuk sampai-sampai harus bergerak seperti pesawat. Dia bisa menembakkan jaring laba-laba dari jarinya. Dia spiderman!"

"Kau sangat beruntung, Yoon. Ayahmu spiderman."

"Apa aku tidak kelihatan berbohong?" tanya Yoon polos.

Saat Hyun Suh dan Yoon sedang menyebrang jalan menuju rumah sakit untuk menjemput Soo Jin, Yoon ketakutan karena melihat ambulans lewat. Hyun Suh menggandengnya untuk menenangkannya.

Operasi yang dilakukan Soo Jin gagal. Pasien yang bernama Joo Jin Ho tewas.

Soo Jin berusaha menenangkan keluarganya. Keluarga pasien itu menangis keras.

Hyun Suh dan Yoon melihat mereka dari jauh.

Soo Jin menidurkan Yoon. "Yoon, kau mirip sekali dengan ayahmu." katanya ketika Yoon sudah tertidur. "Sepertinya, tanpa sadar kau bisa mengenali ayahmu. Tapi ayahmu... apakah ia tahu?"

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar