Jumat, 18 Juni 2010

Mr.Goodbye (Episode 11)

Sinopsis Mr. Goodbye
Episode 11

"Aku punya seorang putra." kata Hyun Suh.

Young In diam.

Mendadak pintu elevator terbuka dan banyak tamu masuk ke dalam elevator itu. Hyun Suh dan Young In terdorong ke sudut.

"Kuharap saat ini waktu berhenti." ujar Young In. "Karena aku khawatir, jika kita keluar dari sini, aku akan mendengar berita yang menakutkan."

Hyun Suh menceritakan mengenai donor spermanya, yang kemudian menghasilkan Yoon. "Kau tahu anak itu juga."

Young In terkejut, menoleh ke arah Hyun Suh. "Anak yang kemarin?"

"Ya."

"Tapi kenapa kau baru mengatakan ini sekarang?" tanya Young In.

"Karena aku juga baru tahu." jawab Hyun Suh. "Jika kau masih penasaran, tanyalah padaku."

"Apa yang akan kau lakukan... sekarang?" tanya Young In.

"Aku punya rencana. Apakah kau ingin aku mengatakannya padamu?"

"Tidak." tolak Young In. "Semakin banyak yang bercerita, aku akan semakin sakit. Sembunyikan saja jika perlu."

"Kau marah?"

"Belum." jawab Young In datar.

"Kau akan marah nanti?"

"Pada Yoon?"

"Padaku." jawab Hyun Suh. "Pikirkanlah. Dan jika kau berpikir ingin marah, marah saja... padaku. Bukan pada orang lain."

Young In mengangguk dan beranjak pergi. Ia berjalan keluar dari hotel dengan ekspresi sedih, bingung dan kesal sekaligus.

Kyle datang ke ruangan Hyun Suh dengan membawa sebuah amplop cokelat.

"Kudengar kau diangkat menjadi Presiden Nikko." katanya.

"Darimana kau tahu?"

"Aku memiliki seseorang yang bekerja di Nikko." jawab Kyle. "Apa kau akan pergi?"

"Haruskah aku menjawab pertanyaanmu?" Hyun Suh bertanya lagi dengan dingin.

Kyle menyerahkan sebuah amplop dan mini kaset. "Ini adalah rekaman rahasiamu, tapi tamunya sudah check out. Tujuan mereka bukan kau, tapi hotel. Untuk mengambil alih hotel, mereka mengumpulkan informasi mengenai pemegang saham, pendapatan hotel dan mereka sudah berpikir dan mencari cara bagaimana caranya mengambil alih hotel. Kau tahu hal ini lebih dari orang lain. Seperti inilah pekerjaan yang kau lakukan sebelum kau datang kemari."

Hyun Suh membuka amplop itu. Isinya adalah segala informasi mengenai si penyadap. "Terima kasih." katanya pada Kyle.

"Aku tahu kau sudah tahu mengenai hal ini." kata Kyle. "Pergilah ke Nikko. Aku tidak akan pernah menyerahkan hotel ini bahkan jika kau pergi."

"Kenapa kau tidak berdiri di pihak mereka dan mengatakan semua ini padaku? Bukankah kau tidak menyukaiku?" tanya Hyun Suh. "Siapa sebenarnya kau?"

"Hotel adalah sesuatu yang hidup." kata Kyle, mengatakan hal yang sama dengan Tuan Nitoshi. "Mereka akan menjadi seperti pemiliknya."

Hyun Suh menoleh ke arah Kyle dengan kaget.

"Itulah yang selalu dikatakan ayahku." ujar Kyle. "Aku tidak bisa melihat hotel menjadi buruk. Ayahku juga pasti tidak akan mengharapkan itu. Selain itu, aku tidak ingin Choi Young In bekerja di hotel seperti itu."

"Jangan menyakitinya dan tinggalkan dia." kata Kyle.

"Choi Young In yang akan memutuskannya." kata Hyun Suh. "Ini bukan pilihan yang bisa kita buat."

Young In membaca jurnal yang diberikan Kyle. Ia ingin menuliskan sesuatu di sana, tapi karena semua isi buku tersebut dalam bahasa Inggris, maka Young In meminta tolong Kyle untuk membantunnya.

Kyle mengatakan bahwa Young In harus menulis sendiri, dengan bahasa Korea, bukan bahasa Inggris. "Adakah aturan disana yang tertulis kau harus menulis dengan bahasa Inggris?" tanya Kyle.

Young In malah marah. "Kepala pengawas! Hari ini, tak peduli kekuasaan apa yang ada padamu, aku tidak takut! Hari ini pikiranku sedang tidak baik. Tolong mengerti untuk hari ini saja! Setelah ini, kau akan mengatakan sesuatu mengenai aku yang tidak mengerti Bahasa Inggris, bukan?"

"Choi Young In, kenapa kau tidak pernah mempercayaiku?" tanya Kyle. "Aku mengatakan kau boleh menulis kegagalanmu dan menulis dengan bahasa Korea, bukan bahasa Inggris. Dan.. kenapa kau mengacuhkan aku? Aku menyatakan bahwa aku menyukaimu dan bertanya apakah aku boleh mencintaimu. Apakah kau berpikir mengenai itu?"

"Kepala pengawas... itu..."

"Aku berkata bahwa aku bisa menunggu, tapi bukan mengacuhkan aku." kata Kyle marah.

"Aku sudah menyukai orang lain..."

"Aku tahu hal itu, karena itulah aku berkata aku akan menunggu." kata Kyle.

Young In mengatakan pada Kyle agar tidak menunggu.

Hyun Suh sengaja datang ke rumah sakit untuk bicara dengan Soo Jin.

"Aku menyukai Yoon." katanya. "Bahkan setelah kau menceritakan cerita konyol itu, aku tetap menyukai Yoon."

"Terima kasih." kata Soo Jin, tersenyum senang.

"Setelah melihat Yoon tumbuh sepertiku, aku tidak bisa melepaskannya begitu saja." tambah Hyun Suh. "Aku ingin bersikap seperti seorang ayah."

Soo Jin hendak bicara, tapi Hyun Suh menyuruhnya mendengarkannya bicara sampai selesai.

"Aku akan membawa Yoon ke Amerika." kata Hyun Suh.

"Apa maksudmu?"

"Tujuh tahun yang lalu, kau membuat keputusan tanpa mendengar pendapatku dan pendapat Yoon. Sekarang, beri kami kesempatan juga. Yoon juga harus tinggal bersama ayahnya."

"Jadi... hanya Yoon... apa... maksudnya?" Soo Jin sangat terpukul hingga bicara terbata-bata.

"Kau memilihku saat donasi karena kau percaya padaku. Berilah kepercayaan sekali lagi padaku dan biarkan aku bertanggung jawab atas Yoon."

''Jika kita bertiga, apakah itu tidak akan berhasil? Apa itu berat?" tanya Soo Jin, berusaha mengendalikan emosinya.

"Ya." jawab Hyun Suh jujur.

Soo Jin menolak dan mengatakan pada Hyun Suh agar melupakan semua yang ia katakan mengenai Yoon. Hyun Suh memberi waktu Soo Jin untuk berpikir.

Saat itu, jantung Hyun Suh terasa sangat sakit, tapi ia menahannya.

Hyun Suh kembali ke apartemen. Disana, Young In sudah masak untuknya.

"Ada yang salah denganku." kata Young In ketika mereka sedang makan. "Aku tidak marah pada temanmu, Soo Jin tapi... aku takut dan merasa tidak tenang."

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak tahu apapun." jawab Young In. "Walaupun aku mencoba marah padamu, tapi kau tidak melakukan kesalahan apa-apa. Aku tidak bisa marah pada temanmu. Jika kau adalah milikku, aku baru punya hak untuk marah. Tapi kau belum menjadi milikku. Yoon sangat menyukaimu. Kurasa dia lucu dan tidak melakukan kesalahan apa-apa. Tapi... aku takut pada mereka berdua."

"Kenapa?"

"Karena mungkin saja aku akan kehilanganmu karena mereka. Mereka dua dan aku satu."

"Kau bilang kau menyukaiku lebih dari aku menyukaimu." kata Hyun Suh. "Itulah yang menjadi kekuatanmu." Hyun Suh mengatakan pada Young In, jika Young In menyerah begitu saja pada Soo Jin dan Yoon, maka ia akan membunuh Young In.

Kyle menerima tawaran Kang Chul Goo untuk bekerja sama dengannya.

Hyun Suh mengatakan pada Young In bahwa ia akan kembali ke Las Vegas dalam 3 hari. "Jika kau tidak cepat membuat keputusan, aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali." katanya.

Kyle sibuk mengerjakan sesuatu di notebooknya, mengenai rahasia besar Empire Hotel. Di lain sisi, Kang Chul Goo juga melakukan hal yang serupa.

Pengawas cctv mengatakan pada Hyun Suh bahwa Kang Chul Goo berusaha mencuri informasi rahasia yang dibawa Hyun Suh dari pusat. Ia juga mengatakan bahwa menurutnya, Kyle bisa dipercaya.

"Apa kau akan pergi ke Las Vegas?" tanya Kyle. "Kau sudah memutuskan? Tolong jangan pergi."

Namun Young In tidak mendengarkan kata-kata Kyle, pandangannya terpaku pada Soo Jin, yang saat itu sedang berjalan menuju mereka.

Soo Jin meminta Young In agar bicara dengannya. Saat itu, Hyun Suh melihat mereka dari kamera cctv.

Soo Jin berbincang dengan Young In di kafe. Ia meminta Young In mengatakan segala yang ia katakan, tapi Young In tidak bisa mengatakan apa-apa.

Mendadak ponsel Young In berbunyi. Hyun Suh mengirimkan sms, "Yoon Hyun Suh, aku memberikan dia padamu. Yoon Hyun Suh adalah milikmu. Dia milikmu, jadi jangan kehilangan kepercayaan diri dan jangan gugup. Katakan semua yang ingin kau katakan."

Hyun Suh datang ke TK Yoon dan mengintipnya belajar.

Yoon melihat Hyun Suh dan berjalan keluar.

Mendadak jantung Hyun Suh terasa sakit sampai ia terduduk di lantai.

Yoon marah pada Hyun Suh karena meninggalkan rumah dan mengajaknya kembali ke rumah.

Soo Jin berkata pada Young In bahwa ia tidak akan melepaskan Hyun Suh. Ia ingin membina keluarga dengan Yoon dan Hyun Suh.

"Kalau begitu, kita berdua harus sama-sama berusaha." kata Young In. "Aku juga berharap Direktur dan Yoon bahagia."

Soo Jin mengerti maksud Young In. "Apa kau akan pergi ke Amerika?" tanyanya.

"Aku tidak ingin Direktur menderita. Aku ingin Direktur merasa bahagia karena aku."

Di tempat lain, Hyun Suh berjalan pulang bersama Yoon. Hyun Suh membujuk Yoon agar ikut bersamanya ke Amerika tanpa ibunya.

"Aku tidak mau." kata Yoon.

"Aku tidak bisa berpisah denganmu." kata Hyun Suh. "Aku menyukaimu. Aku ingin melihatmu setiap hari."

Yoon memeluk Hyun Suh. "Tapi tetap saja tidak." jawabnya. "Paman, kau ingin aku menciummu?"

"Tidak." jawab Hyun Suh.

Yoon mencium bibir Hyun Suh, kemudian tertawa senang.

"Yoon, kau tidak boleh melupakan hari ini." kata Hyun Suh. "Walaupun kau sudah dewasa, kau tidak boleh lupa."

"Karena kita berdua laki-laki dan berciuman?" tanya Yoon polos.

"Bukan, tapi saat aku mengatakan bahwa aku menyukaimu."

Yoon tertawa. "Ya."

Hyun Suh menelepon Soo Jin dan mengatakan bahwa ia akan kembali ke Las Vegas selama 1 minggu, kemudian kembali dan akan benar-benar pergi. Ia meminta Soo Jin memikirkan baik-baik dalam waktu 1 minggu itu.

Young In berdandan di elevator karena hari itu adalah hari pertunangan tamu hotel. Hyun Suh memintanya datang ke ruangannya segera setelah acara selesai. Ia juga meminta Young In menemaninya ke rumah sakit.

Hyun Suh turun dari elevator. Di tengah perjalanan, ia berpapasan dengan Kyle dan menyatakan penyesalan juga rasa sedihnya atas kematian ayah Kyle.

Soo Jin meminta izin pada atasannya untuk pergi ke Amerika.

Setelah selesai acara, Young In pergi ke ruang loker untuk berganti pakaian. Young In kesal karena lokernya tidak bisa dibuka. Ia terpaksa tetap mengenakan baju itu.

Tanpa sengaja, Young Kyu melihat Young In berpakaian cantik.

"Ia cantik." gumamnya. "Tapi mau kemana dia berdandan seperti itu." Young Kyu membuntuti Young In dari belakang. Ia tersenyum ketika melihat Young In masuk ke ruangan Hyun Suh.

Young In penasaran kenapa Hyun Suh mengajaknya ke rumah sakit. Ia bertanya pada Hyun Suh, apa yang sakit. Tapi Hyun Suh tidak mau menjawab.

Karena Young In terus berisik, Hyun Suh memberi petunjuk. Young In menjadi teringat ketika ia satu pesawat dengan Hyun Suh. "U-Turn! U-Turn!" Saat itu dada Hyun Suh sakit. Young In menjadi cemas.

Hyun Suh tidak datang lagi ke rumah sakit tempat Soo Jin bekerja. Ia melakukan check up di rumah sakit karena ia akan pergi ke Las Vegas dengan pesawat. Ia takut kejadian seperti yang lalu terjadi lagi. Dokter menyuruh Hyun Suh datang lagi besok untuk pemeriksaan jantung.

Young In sangat cemas dan terus memojokkan Hyun Suh untuk bercerita.

"Aku datang untuk mengambil obat." kata Hyun Suh. "Ingat saat jantungku bermasalah di pesawat? Aku minum obat itu agar masalah itu tidak terjadi lagi."

"Aku menyesal karena terlalu cemas tanpa alasan." gerutu Young In.

"Menyesal?"

"Ya! Menyesal!"

"Cepat putuskan apakah kau mau ikut denganku ke Las Vegas atau tidak." paksa Hyun Suh pada Young In ketika mereka makan di kedai pinggir jalan. "Putuskan dalam waktu 1 minggu."

"Apakah Yoon ikut juga?"

"Kau tidak ingin dia ikut?" Hyun Suh bertanya balik. "Karena itukah kau belum bisa memutuskan sampai sekarang?"

"Bukan." jawab Young In ragu. "Sejujurnya... aku cemas mengenai ibu, mengenai aku yang tidak bisa bicara bahasa Inggris, tidak bisa memasak, tidak yakin mengenai Yoon, tidak punya teman."

"Lalu?"

"Aku hanya bilang." jawab Young In.

Hyun Suh malah meledak marah. Young In jadi ikut marah dan beranjak pergi meninggalkan Hyun Suh.

Keesokkan harinya, Hyun Suh pergi ke rumah sakit seorang diri untuk memeriksakan jantungnya. Dokter mengatakan, untuk saat ini kondisi jantung Hyun Suh tidak cukup baik, jika terus dibiarkan maka bisa berbahaya. "Aku menyarankan agar kau segera melakukan operasi." katanya.

"Melakukan operasi?"

Dokter menunjukkan sebuah benda.

"Dengan ini, apakah jantungku akan berdetak normal lagi?" tanya Hyun Suh.

"Karena kami harus membuka jantung, mungkin akan berbahaya." kata Dokter. "Tapi untuk situasimu, kami baru bisa tahu setelah membukanya terlebih dahulu."

Hyun Suh terdiam.

"Apa kau datang sendirian?" tanya Dokter. "Lain kali jangan datang sendirian. Bawalah seorang teman."

"Bisakah aku naik ke pesawat? 12 jam.. jantungku bisa bertahan sampai saat itu, bukan?"

"Itu bunuh diri." jawab Dokter. "Kau tidak boleh naik pesawat."

"Aku akan tetap pergi walaupun aku mati." kata Hyun Suh. "Aku harus pergi."

Young In cemas karena tidak melihat Hyun Suh seharian. Ia berpikir Hyun Suh masih marah. Ia menelepon, tapi Hyun Suh sengaja tidak mengangkatnya.

Keesokkan harinya, Young In mengantar Hyun Suh ke bandara.

"Selamat tinggal." kata Young In.

"Hanya seminggu, untuk apa mengucapkan selamat tinggal?" tanya Hyun Suh.

"Tetap saja harus."

Hyun Suh diam sejenak. "Peluk aku." katanya.

Young In kaget. "Disini?"

Hyun Suh mengangguk.

"Cepat pergi. Setelah kau kembali, aku akan memelukmu." kata Young In, merasa malu.

Hyun Suh tertawa, kemudian beranjak pergi.

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar