Kamis, 24 Desember 2009

Coffee Prince (Episode 17-TAMAT)

Hari-hari terakhir di Korea membuat Eun-chan dan Han-gyeol seolah tidak terpisahkan lagi. Nyaris selalu menghabiskan setiap detik bersama, komunikasi juga terus berlanjut saat mereka pulang ke kediaman masing-masing, dimana Han-gyeol dan Eun-chan sempat saling melontarkan ejekan kalau pasangan masing-masing bukan tipe ideal.

Saking tidak bisa terpisah, Eun-chan bahkan tanpa sadar tertidur saat dirinya masih menelepon Han-gyeol, yang cuma bisa tersenyum di ujung sana. Saat bangun pagi, pemuda itu memberi kejutan yang romantis untuk Eun-chan : menyanyikan lagu cinta lewat telepon.

Di hari terakhirnya di Coffee Prince, suasana haru menyelimuti Eun-chan, yang tidak bisa menahan air matanya. Apalagi, belakangan satu-persatu rekan-rekannya mulai dari Min-yeop, Sun-ki, hingga Ha-rim masuk ke dalam ruang ganti secara bergantian untuk mengucapkan salam perpisahan.

Hal serupa juga dirasakannya di rumah. Di tengah kesibukan mempersiapkan semua keperluan untuk berangkat ke luar negeri, Eun-chan sadar bahwa dirinya sangat berat meninggalkan sang ibu dan Eun-sae. Sama seperti gadis itu, diam-diam Eun-sae menangis sementara ibunya menahan air mata.

Yang lebih membuat Eun-chan semakin berat adalah karena Han-gyeol tidak mengantarnya ke bandara. Sebelum terbang, Eun-chan menyempatkan diri menelepon pria yang dicintainya itu demi mengucapkan salam perpisahan. Meski berusaha tegar, namun Han-gyeol tidak dapat menahan air matanya saat telepon ditutup.

Tidak terasa dua tahun telah berlalu, dan begitu banyak perubahan yang terjadi. Namun, selama itu pula kontak antara Han-gyeol dan Eun-chan tidak pernah terputus. Secara rutin, Eun-chan mengirim foto-foto yang diambilnya saat sedang beraktivitas dengan satu pesan yang sama : betapa dirinya merindukan Han-gyeol.

Setelah sukses dengan Coffee Prince, Han-gyeol berencana untuk membuka kafe baru dengan segmen perempuan. Hubungan Eun-sae dan Min-yeop, yang bekerja sambilan sebagai model (meski yang terpampang hanya bagian wajahnya), juga semakin mesra.

Hal yang sama juga dialami Ha-rim, yang setelah sekian lama akhirnya berhasil menemukan gadis idaman. Begitu pula dengan Sun-ki yang dingin, yang meski sempat bersikap sinis terhadap salah seorang pegawai perempuan baru Coffee Prince (yang sangat mirip Eun-chan), namun akhirnya melunak saat tahu gadis itu fasih berbahasa Jepang.

Namun, semangat Han-gyeol langsung terganggu karena saat menelepon Eun-chan, gadis itu menyatakan ingin belajar di luar negeri selama setahun lagi. Tidak bersemangat saat mewawancarai kandidat untuk menangani kafe barunya, Han-gyeol terperanjat saat mendengar suara yang sudah tidak asing lagi dibelakangnya : Eun-chan, yang rupanya sengaja merahasiakan kepulangannya.

Dengan santai, Eun-chan langsung duduk didepan Han-gyeol, yang masih terkejut, dan menyebut siap melamar sebagai pekerja baru sebelum kemudian duduk di pangkuan pria itu dan merangkulnya dengan erat. Di perjalanan menuju Coffee Prince, Eun-chan menyempatkan diri menelepon nenek Han-gyeol, yang meski sempat mengomel namun tidak menyembunyikan fakta bahwa ia telah setuju dengan kehadiran Eun-chan sebagai pendamping cucunya.

Sudah tentu, kemunculan Eun-chan langsung disambut gembira oleh para penghuni Coffee Prince. Yang paling spontan adalah Sun-ki, yang langsung memeluk Eun-chan sementara Han-gyeol berusaha menutup matanya supaya tidak cemburu, sebelum Min-yeop dan Ha-rim menyusul.

Atas perintah Hong Gae-sik, mereka langsung mengajak Eun-chan untuk berkeliling melihat Coffee Prince yang sudah dua tahun ditinggalkan gadis itu. Caranya juga cukup unik, ketiganya membopong Eun-chan, yang berteriak-teriak histeris, sementara Han-gyeol dari belakang berseru dengan panik supaya Ha-rim, Sun-ki dan Min-yeop tidak bertingkah aneh-aneh yang bisa menyebabkan kekasihnya cedera.


TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.dindasweet-86.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar